PJJ OH PJJ
Oleh: Rakhmawati, SP
Pangkalan Kerinci, 16 Oktober 2020
Karena Mak Corona yang lagi merajalela melanda dunia sejagat, banyak membawa hikmah bagi kehidupan manusia yang masih bercokol di atas bumi ini. Bagaimana tidak, semua merasakan dampaknya. Salah satunya di dunia Pendidikan. Yang namanya sekolah harus jalan terus, begitu Pak Menteri Nadin Makarim mengatakan di siaran persnya pada bulan Maret lalu.
Sebagaimana halnya saya yang berkecimpung di dunia Pendidikan, maka mau tak mau harus mengikuti arahan Pak Menteri yang dulunya bos Gojek ini. Agar proses belajar mengajar tetap berjalan sebagaimana mestinya, maka dibuatlah berbagai aplikasi guna menyampaikan materi pelajaran kepada generasi penerus bangsa ini. Diharapkan dengan adanya berbagai aplikasi ini diharapkan siswa/i dapat mengikuti proses pembelajaran secara online atau istilah yang lagi booming oleh pemerintah saat ini yaitu PJJ. Apa itu PJJ? PJJ kepanjangannya yaitu Pembelajaran Jarak Jauh.
Proses PJJ ini bisa dilakukan dimana saja. Bisa di rumah, di sekolah, lagi santai bersama kucing peliharaan bisa juga. Yang penting, belajar oke, kesenangan pun oke. Kenapa disebut demikian? Karena, selain kita tetap belajar, juga bisa mengerjakan pekerjaan yang lain termasuk mengelus-elus hewan kesayangan yang bulunya sangat lembut yaitu si Meong.
Aplikasi yang saya pakai di sekolah saat ini adalah Google Classroom dan Microsoft Teams. Kedua aplikasi ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Tapi, ya namanya anak-anak. Mereka menganggap karena tak belajar ke sekolah, maka dianggap libur yang menyenangkan. Anak-anak lebih suka kerja untuk mendapatkan uang dan juga bermain gadget. Jika ditanya kenapa tak ikut belajar? Alasannya tak ada paket. Padahal sehari-harinya selalu menggeluti hand phone dimanapun berada. Sepertinya enggan untuk belajar. Apalagi kata Pak Menteri, walau masuk satu kali, dianggap naik kelas. Itulah virus yang terpola di benak anak-anak saat ini. Sangat susah merubahnya.
Kalaulah boleh para Cik Gu ini berteriak, lebih efisien rasanya belajar tatap muka walaupun banyak tugas yang diberikan kepada anak-anak, tetapi mudah mengontrolnya. Sedangkan belajar online ini, sulit memantau mereka. Sepertinya sudah seperti busa deterjen mulut sang guru mengingatkan anak didiknya, tetap saja mereka bersikap acuh tak acuh tak peduli. Begitulah tantangan bathin yang dihadapi para guru saat ini. PJJ oh PJJ. Semoga pandemi ini segera berakhir.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar