Iri yang berujung kebosanan, iri yang berujung keputusasaan, iri yang berujung kelelahan. Saya pun pernah iri dan merasakan ketiga hal tersebut. Iri saat menyadari kasih sayang ortu lebih kepada adik. Tau ga? Itu menyakitkan dan di balik selimut Menahan kesal di tengah malam. Tapi kemudian saya sadar dan berpikir positif. " Oh, kemarin aku sudah sekarang giliran adik" (Nyenang2in diri sendiri)

Itu manusiawi khan? Seorang dewasa saja bisa iri apalagi yang masih muda.Semua terjadi karena keakuan dan egosntris yang berotoritas dalam pikiran kita. Yang seharusnya aku dan aku dan selalu akuuuuuu!!!Kalau memang maunya begitu yah mending ngumpet di rumah saja tak usah keluar dan tak usah kenal orang lain.

Sebenarnya apa yang membuat kita iri? Sesuatu pencapaian yang dicapai orang lainkah? Sementara kita gagal mencapainya? Kalau jawabannya iya, coba tanyakan diri anda. Apakah hal yang anda cemburui dari seseorang itu sangat penting? Dan anda berharap menjadi bagian dalam kisah hidup anda? Setelah itu, apakah hal itu segalanya lalu membuat hidup anda terlengkapi?

Oke! Kemudian ambil langkah selanjutnya. Jika hal yang anda iri-kan dari seseorang itu logika untuk anda capai. SILAHKAN perjuangkan. Tetapi jika tidak, mending anda melupakan keirian anda yang terdalam itu dengan hal-hal positif. Pikirkan saja bahwa, tak ada manusia yang sempurna. Bisa jadi anda memiliki kekurangan eh ternyata dia lebih parah lagi. Begitu. Tuhan adil kok! Dia mengatur segalanya dengan baik, kelebihan dan kekurangan manusia dirangkainya jadi satu dalam kehidupan kita masing-masing. Hidup sempurna? Oh yeah??? Siapa yang bilang? Tak ada sama sekali yang begituan.