# PENDIAM YANG KREATIF#
#PENDIAM YANG KREATIF#
Setiap kita pasti mempunyai masa lalu, masa kecil bersama orang tua,bersama saudara, kakak, adik,masa kecil saat usia TK dan SD masih membekas dihati saya, melakukan kegiatan bermain bersama teman, baik dirumah ataupun disekolah, apa pun kegiatan bermain yang sedang trendi pada saat itu, selalu saya ikuti bersama teman-teman baik anak laki-laki maupun anak perempuan.
Kenangan yang masih membekas dihati saya adalah saat berusia Taman Kanak-Kanak di Kota kelahiran saya Kota Sabang.
Terpaut usia hanya 1 (Satu) tahun dengan adik, setiap hari kami pergi sekolah selalu bersama, mulai dari TK sampai SMP,kakak beradik sama-sama perempuan,orang mengatakan sebagai kakak diri saya ini pernah tinggal kelas,dan dilomba oleh adik, sehingga kami selalu bersama-sama tingkatan kelas ketika bersekolah,padahal saya tidak pernah tinggal kelas,saat orang tua mendaftarkan saya untuk masuk sekolah, adik saya juga minta ikut untuk masuk sekolah, oleh orang tua masuklah saya dan adik bersekolah bersama.
Sebagai anak perempuan dan anak pertama/tertua didalam keluarga,saya termasuk anak yang pendiam,memiliki empat orang adik perempuan dan satu orang adik laki-laki, kerja saya hanya bermain dengan adik dan teman-teman sekitar tempat tinggal,banyak permainan yang sering saya lakukan,antara lain, main masak-masakan,jualan-jualanan,main patok lele,main tali yeye menggunakan karet gelang yang disambung,main kotak rokok yang dilipat-lipat dan dilempar pakai sendal/selop didalam lingkaran, main kelereng/guli,main engklek,main asing loss, main gaseng, yoyo, dan banyak lagi permainan-permainan lain yang saya lakukan pada zamanya saat itu.
Saat itu pada usia kelas III atau IV SD, saya bersama teman-teman bermain masak-masakan dan sebelum bermain kami mempersiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan, saya mendapatkan tugas untuk memilih/memungut daun pohon kapok/kapas, berserta buahnya yang masih muda atau yang sudah tua, tugas ini memang saya yang minta sendiri dari teman-teman, kegiatan ini sering kami lakukan, mencari buah kapok/kapas,dan daunnya saya harus ambil dihalaman rumah bagian belakang mulailah saya masuk kekebun dan menjelajah mencarinya,saya senang menjelajah, daun kapok/kapas kami gunakan untuk berjualan minyak, karena daun kapok/kapas tersebut ketika diberikan air dan diperas, airnya seperti minyak, dan berwarna hijau, sementara buahnya yang masih berwarna hijau untuk dijual, buah kapok yang sudah kering dan pecah berisi kapok/kapas dikelurkan isi dan bijinya juga untuk dijual dalam permainan masak-masakan tersebut, serta kami jadikan bantal kecil dan boneka kecil menggunakan kain perca.
Saya masih teringat dengan sebuah pohon saat itu namanya pohon kelingkit,buahnya kecil dan berwarna banyak tumbuh dihutan dan dihalaman rumah, satu ketika saya dan teman-teman sedang bermain kami memetik buah kelingkit yang sudah merah, dan memencet isinya saya oles diatas kuku supaya kukunya berkilat, ternyata memang kuku saya berkilat, bukan hanya itu saya juga suka mengambil daun pisang kering dan sering saya gosokkan dikuku agar kukunya berkilat,bermain lompat tali yeye pun selalu saya lakukan, pengalaman lain yang selalu saya ingat adalah saat dikejar oleh induk ayam, ketika itu saya mengambil satu ekor anak ayam dengan cara menjaring pakai kain serbet, karena saya tidak berani memegang, anak ayam yang baru menetas dua hari, ternyata induknya marah dan saya dikejar hingga lari ketakutan,tidak hanya itu bahkan ketahuan pemiliknya dan marah, oleh pemilik ayam mengadu pada orang tua saya akhirnya saya lagi-lagi dimarahi...
Dibelakang rumah saya tumbuh sebuah pohon namanya pohon keluwi (sebuatan bahasa kami disabang), pohon keluwi ini memiliki buah yang enak dan lemak jika dimakan, biji buah keluwi sangat enak dimakan setelah direbus,lagi-lagi saya suka mencari buah keluwi dikebun dan hutan, setiap hari selalu ada buah keluwi yang jatuh dibawah pohonnya karena sudah tua, buah keluwi yang masih muda juga enak dimasak dengan daging menjadi sayur gulai, enak rasanya,bersama teman saya selalu merebus biji buah keluwi menggunakan kayu dan makan biji keluwi bersama
Kota Sabang kelahiran saya dikelilingi oleh lautan kebetulan rumah saya tidak jauh dengan pantai atau namanya pantai kasih, saya sering bermain dipinggir pantai saat air sedang surut saya sering mencari keong dan umang yang ada dipinggir pantai, kami selalu mendapatkan keong-keong dan umang, ada kesenangan tersendiri bagi diri saya ketika mendapatkan keong dan umang yaitu diam-diam saya membawa pulang keong yang saya dapat dari laut dan saya tanam di dalam tanah dibelakang rumah, karena jika tidak ditanam keong akan berbau dan hal ini pernah saya lakukan, lagi-lagi saya dimarahi karena membuat bau seisi rumah gara-gara bau keong yang telah membusuk isi didalamnya, setelah ditanam selama satu minggu keong-keong ini saya ambil kembali dan tidak berbau lagi, dicuci hingga bersih dan siap untuk mainkan.
Saya juga senang bermain umang yang saya dapat dari laut, berbagai macam jenis umang, berbeda bentuk dan ukuran, ada keunikan saat bermain umang yaitu, seekor umang akan berjalan membawa badan dan rumahnya, bentuk rumahnya seperti keong, umang berhenti berjalan ketika ada yang mengganggunya, saya bersama teman suka bermain adu umang berjalan cepat, Cuma untuk kesenangan saja, ketika diganggu kaki umang akan masuk kedalam rumahnya dan menghilang, cara mengeluarkan kembali kaki-kaki umang adalah dengan memberikan nafas/menghembus ha-ha-ha.... sampai beberapa kali, kemudian kaki umang langsung keluar kembali berjalan, mungkin siumang tidak tahan bau nafas.....inilah keunikan seekor umang, tapi saya terus saja melakukan mencari keong dan umang untk bermain ,hingga satu hari saya sangat penasaran dengan isi didalam badan umang, saya mengambil seekor umang diam-diam saya mencoba pecahkan badanya menggunakan batu, bermaksud ingin mengetahui apa isi didalamnya, kemudian saya pecahkan pelan-pelan agar isi didalamnya tidak ikut hancur, Waaaaah... ternyata isinya adalah daging atau badan siumang yang berbentuk bulat hampir menyerupai gagang terompet,saat itu saya benar-benar merasa bersalah, siumang memang tidak mati dia masih tetap hidup tapi jalannya tidak lancar seperti saat masih ada badannya.. dalam hati saya kasihan siumang, jika hal ini diketahui oleh orang tua saya pasti saya kena marah lagi...
Kota Sabang dataran yang berbukit, ada permainan lain yang juga sering saya lakukan bersama teman-teman, yaitu, bermain peluncuran/pelosotan menggunakan kardus bekas, setiap sore setelah mandi saya pergi ketempat yang berbukit tersebut nama tempatnya adalah Taman Gembira, ditempat ini banyak orang-orang sering berkunjung,untuk bermain dan duduk-duduk, disebelah taman gembira ini ada sebuah taman agak berbukit, dilokasi inilah saya dan teman-teman bermain peluncuran/pelosotan menggunakan kardus bekas yang agak tebal, meluncur dari atas bukit hingga kebawah, begitu seterusnya hingga hari menjelang maghrib baru saya pulang, Waaaaaaaahhh... asyiknya bermain dan berkumpul...
Itulah sekelumit kisah masa kecil saya, dan masih banyak lagi kenangan lain, meskipun Pendiam tapi tidak akan tinggal diam....
Ramayulis, Alumni Peserta BIMTEK LITERASI MEDAN 2017
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
AllahiAkbarrr.. Kerennn bangeetttt.. bunda Ramayulis... Dah.. Syattt!!!
Wah cerita masa kecil Bu Ramayulis membuat iri saja. Senang benar bisa mendapat pengalaman indah.
Bi... Wiwik .. Semakin hari Gelora dan Semangat saya untuk menulis semakin besar, tdk sabar lg rasanya ingin cepat2 punya karya..