Ramdan Hamdani

Guru SDIT 'Alamy Subang, Jawa Barat. No Kontak : 085220551655...

Selengkapnya
Navigasi Web

Menjaga Kondisi Kejiwaan Pendidik

Tulisan berjudul “Menyoal Kesehatan Jiwa Guru” (PR, 11/10/2017) yang ditulis oleh Lita Mulyati menarik untuk disimak. Artikel yang dimuat pada kolom Forum Guru tersebut seakan ingin mengingatkan kita akan beratnya tantangan yang harus dihadapi oleh guru saat melaksanakan tugasnya. Munculnya gejala gangguan jiwa di tempat kerja seperti depresi atau stress berkepanjangan sangat mungkin dialami oleh mereka yang tengah berjuang untuk melahirkan generasi unggul berkarakter tersebut.

Kondisi guru sebagaimana yang digambarkan oleh penulis di atas seakan mengingatkan kita terhadap sebuah istilah yang dikenal dengan Burnout. Istilah tersebut mengacu pada sebuah kondisi dimana seseorang merasa lelah, kecewa dan frustasi sehingga tidak tertarik lagi pada pekerjaan yang digelutinya. Sindrom semacam ini biasanya dialami oleh mereka yang bekerja pada pelayanan publik seperti pekerja kesehatan, guru, polisi dan pekerja administrasi. Jika dibiarkan, hal ini akan berakibat pada menurunnya produktivitas serta hilangnya motivasi untuk meningkatkan kinerjanya.

Menurut Kleiber Ensmann dalam bibliografi terbarunya, dari sekian banyak orang yang menderita sindrom ini sebanyak 32 persennya adalah pendidik yang kemudian kita kenal dengan istilah Teacher Burnout. Adapun untuk konteks Indonesia, ada banyak faktor yang menyebabkan para guru yang mengalami sindrom ini. Gaji yang kurang, siswa yang sulit diatur, orang tua yang tidak bisa diajak bekerja sama sampai dengan manajemen sekolah yang dianggap otoriter disinyalir sebagai penyebabnya.

Akibatnya sekolah tidak lagi dinilai sebagai tempat (kerja) yang menyenangkan. Sering datang terlambat, malas-malasan dalam bekerja bahkan sering meninggalkan sekolah sebelum waktunya adalah kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh pendidik yang terkena sindrom semacam ini Bahkan, saking tidak adanya motivasi mereka untuk bekerja, pengajaran pun mereka lakukan dengan metode CBSA alias Cul Budak Sina Anteng. Celakanya lagi, sindrom ini ternyata dapat “menular” dengan mudah pada guru-guru lainnya yang pada akhirnya membuat iklim kerja menjadi tidak sehat.

Alhasil, siswalah yang menjadi korban dari buruknya kualitas pembelajaran yang “dipersembahkan” oleh guru yang mengalami sindrom semacam ini. Banyaknya kasus tindak kekerasan fisik maupun pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum guru akhir-akhir ini bisa jadi disebabkan oleh kondisi kejiwaan mereka yang tidak stabil atau bahkan mengalami gangguan. Banyaknya persoalan yang dialami oleh guru seperti masalah kesejahteraan, konflik dengan keluarga maupun tekanan dari atasan tak jarang mengakibatkan peserta didik menjadi tempat pelampiasan.

Untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, pihak manajemen sekolah diharapkan mampu menjalin komunikasi yang baik dengan para guru. Pengelola lembaga dituntut untuk senantiasa peka terhadap kebutuhan maupun permasalahan yang dialami oleh para guru. Disamping itu pembinaan profesional dan spiritual pun wajib dilakukan oleh pengelola selama guru-guru tersebut bekerja dilembaga yang bersangkutan.

Namun demikian, yang jauh lebih penting adalah usaha guru itu sendiri dalam menjaga kondisi kejiwaannya. Selalu meningkatkan wawasan dengan cara banyak membaca buku maupun mengikuti seminar-seminar, membuat blog untuk kemudian berbagi ide dengan yang lain, sampai dengan mendatangi pengajian untuk menjaga keikhlasannya dalam mengajar diharapkan mampu untuk menjaga semangatnya dalam bekerja. Bahkan refreshing pun sangat disarankan bagi mereka yang memang memiliki aktivitas dengan tingkat stress yang cukup tinggi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post