Ramita Zurnia

Seorang perempuan biasa, yang memilih takdir sebagai seorang pendidik. Beberapa tahun sudah mengabdikan diri di dunia pendidikan. Memilih lebur di dalamnya, dan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Ilmu Ketulusan Kudapatkan Dari Anak Didik

Ketika Ilmu Ketulusan Kudapatkan Dari Anak Didik

Aku selalu mengatakan bahwa dunia anak itu adalah dunia penuh keajaiban. Hampir tiga tahun, pernah kuabdikan pikiran dan tenagaku pada sebuah lembaga PAUD yang tidak jauh dari tempat tinggalku.

Aku yang pada siang harinya mengajar di sebuah SMP swasta, tanpa gengsi mencoba mengisi waktu luangku di pagi hari dengan merangkul mereka–anak didikku– yang berusia mulai dari 3 tahun sampai dengan 6 tahun.

Ajaib memang. Di hari pertamaku aku yang kaku, dan selalu dibuat untuk terus berpikir keras, mencari trik-trik apa yang bisa kupakai agar bisa berinteraksi dengan mereka. Jangankan berinteraksi, ketika mencoba mengikuti kemauan dan rasa ingin tahu mereka, aku sampai mengeluarkan keringat dingin. Ini apa, Bunda? Yang itu bagaimana, Bunda? Kok bisa begitu ya Bunda? Eeeh, Bund, lihat tuh si A mengganggu si B. Atau ketika Si C meminta sesuatu atau berebutan mainan sampai menangis histeris dan berteriak hingga sulit didiamkan.

Bayangkanlah. Betapa waktu itu aku sampai mengelus dada.

Aku merasa gagal menjadi pendidik. Rasanya ijazah S1 ku sama sekali tidak berfungsi ketika aku berhadapan dengan makhluk ajaib itu. Mereka, bocah-bocah cilik yang punya kejutan tersendiri ketika berinteraksi. Mereka yang bisa dengan spontan mengubah mood-ku menjadi lebih baik dan bahkan aku bisa mengajari mereka dengan enjoy dan tanpa beban lagi.

Apa rahasianya? Aku sendiri tidak mengerti. Sebab yang kutahu hanya dengan menanam niat di hati. Aku harus bisa menjadi bagian dari mereka. Aku akan memberi mereka kepercayaan, bahwa aku bisa membuat mereka nyaman. Aku guru mereka, sahabat mereka, dan bahkan tempat mereka menumpahkan kebahagiaan dan kepolosan mereka.

Ada yang tahu?

Ketika kita bisa menempatkan diri dalam setiap emosi anak, maka kita bisa menjadi teman terbaik baginya. •RZ•

Terlihat sederhana, namun tidak semudah itu. Terlihat sulitkah? Coba mulai dari dirimu. Anak-anak cenderung ingin didengarkan, apapun itu, coba luangkanlah waktu untuk mendengarkan ceritanya. Kemudian kita bisa tersenyum sendiri, menjadi sahabat bagi si kecil memang susah-susah gampang, apalagi ketika semua keinginannya minta dipenuhi dan dituruti.

Itu bukan masalah, setelah dipercayai 'tuk menjadi temannya, dia pasti akan mendengarkanmu. Dia akan menyimak yang kamu sampaikan padanya. Mengalihkan emosinya, dan membuatnya nyaman bersamamu.

Boleh dicoba, ini bukan teori, tapi berdasarkan hasil praktik sendiri yang kuterapkan pada anak-anak didikku di lapangan.

Satu hal yang kupelajari dari anak-anak didikku. Ketulusan yang begitu hakiki. Ketulusan yang benar-benar murni. Yang jarang kutemui di luar sana ketika berinteraksi dengan sebayaku. Kejujuran mereka yang belum tersentuh oleh pengaruh apapun. Mereka ibarat cahaya. Yang selalu mampu membuat ceria hari-hari yang kujalani. Irama dan nada penuh cinta, selalu mengalun dari nyanyian dan tawa mereka.

Mereka selalu menyebutku, Bunda. Suatu hari, aku ingin memiliki malaikat kecil seperti mereka. Yang akan menjadi pelengkap kebahagiaanku (dan suami).

***

RZ: Pekanbaru, 101218

****************************************

Menjadi guru adalah tantangan. Terlebih menjadi bagian dari pendidik di lembaga pendidikan anak usia dini. Mereka adalah lembar kertas murni, guru PAUD yang menjadi titik awal mereka melangkah dalam kehidupan. Meskipun dengan gaji yang masih dibilang kecil, namun guru PAUD selalu memberikan kebahagiaan teruntuk anak didik. Tidak hanya memberikan ilmu, namun juga mengajarkan akhlak dan budi pekerti.

Salam Literasi untuk seluruh sahabat lamaku di PAUD. Tetaplah menjadi penerang, tetaplah menjadi titian awal bagi anak didik untuk melangkah ke dunia pendidikan ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jujur dan ikhlas kuncinya yah bund. Sukses selalu dan barakallah

10 Dec
Balas

Terima kasih bunda. Alhamdulillah

01 Nov

Sukses dan semangat buat bunda2 di Pekanbaru....Salam literasi dan salam kenal..

11 Dec
Balas

Salam literasi, Terima kasih bundaaa

01 Nov



search

New Post