Kembalikan Ruang Literasiku
#tantangan_hari_ke 3. #tulisan_ke_3. #tantangan_menulis_30_hari_gurusiana
#Ahad_10_Mei_2020
Duhai ruang dan waktu.// perjalanan mu mengajarkanku.// Tentang laku hidup si "anak zaman" di era ku.// Yang salah kaprah dalam menafsir budaya yang kian maju//
Demi detik yang berdetak memberi arti.// Aku menyaksikan mereka berkontestasi narasi dan diksi.// Di ruang publik medsos tanpa diimbangi literasi.// Hingga buku dan kitab yang dulu pernah mendominasi// Kini hilang berganti, menjadi budaya instan unduh dan plagiasi//
Aku terhenyak... // Betapa kini smartphone menjadi candu.// Quota internet jadi kebutuhan primer tanpa ragu.// Sendi kehidupan diatur aplikasi dengan fitur fitur baru// Mendegradasi literasi menapikan ilmu// Justru Google menjadi pendidik menggantikan guru//
Demi bumi yang berputar dalam porosnya.// Aku menyaksikan sekali lagi, ruang literasi bertambah sepi// Terkalahkan oleh tik tok sebagai ruang berebut sanjung// Oleh Face Book tempat merangkai kidung.// Twiitter dan instagram jadi wahana merundung.// Bahkan Youtube jadi ruang virtual tak berujung//
Duhai ruang dan waktu....// Dimanakah ruang literasi berada.// Sudah bergeserkah ia ke dunia maya yg penuh tipu daya.// Apakah karena buku sudah beralih menjadi digital.// Sehingga pengetahuan cukup diinstal.// Pendidik tidak perlu lagi seorang guru profesional.// Karena cukup internet dan google yang membina mental // Begitukah atau bagaimana? Entahlah akupun dibuat aral.//
Duhai ruang dan waktu.// Aku rindu riuh balita bermain dihalaman.// Bukan balita yang sibuk nonton konten youtube yang sedang viral// Aku rindu ejaan hizaiyyah dibaca dan dihapal.// Aku rindu abjad dan kata dilapal.// Aku rindu pelajar yang memadati perpustakaan.// Aku rindu mahasiswa yang diskusi serius tentang teori dan pelajaran.// Aku rindu kontestasi dengan literasi // Bukan kontestasi narasi dan diksi di ruang ilusi//
Sekarang memang era ironi.// Era yang katanya menuju artifisial intelegensi.// Tapi ironi, literasi justru terdegradasi.// Era serba mesin digital yang tak lagi terkendali.// Sungguh ironi si anak zaman yang salah mengerti.// Peningkatan kapasitas tidak dijadikan solusi.// Malah termanjakan oleh kemewahan ilusi.// Dimana medsos menjadi ruang untuk sensasi//
Duhai waktu dan ruang... // Kalau aku boleh meminta. // Kembalikanlah ruang literasiku. // Kembalikan Ke tempatnya semula.// dimana isi buku menjadi isi kepala.// Karena sekali lagi, aku rindu generasi membaca.// Seperti dahulu di saat aku remaja//
Purwakarta, dibawah purnama 17 Ramadhan 1242H
Penulis adalah Ramlan Maulana, M.Hum/ Lahir di Purwakarta, 26 Oktober 1982. Sekarang bekerja di salah satu instansi pemerintahan, menangani literasi Demokrasi. Pernah bekerja menjadi guru (10 Tahun) dan Dosen selama (3Tahun) No.HP 085863704353 . Email: [email protected]/ [email protected]
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Salam literasi
Salam...
KerenBe smart more then smartphone
Terimakasih teh hajah...