Rani Chaerani JEMPOL

Siapa Inspirator Guru JEMPOL? Inspirator Guru JEMPOL . Branding yang digunakan ol...

Selengkapnya
Navigasi Web
BUKAN GURU LILIN TAPI GURU PELITA

BUKAN GURU LILIN TAPI GURU PELITA

Guru bak pelita penerang dalam gulita

Jasamu tiada tara

Dua baris terakhir dari lirik lagu Jasa Guru karya M. Isfanhari itu menggambarkan profil guru adalah penerang dalam gulita. Lagu ini berupa syair sederhana dan mudah dipahami maknanya. Lirik-liriknya mendeskripsikan sikap polos sang murid: kita bisa menulis dan membaca adalah jasa dari bapak dan ibu guru. Karena bisa membaca dan menulis maka kita dapat bekerja apa saja, misalnya jadi petani, pedagang, polisi, dokter, menteri, bahkan presiden. Karena itu, sang murid jujur berkata, jasamu tiada tara.

Guru adalah penerangan dalam gulita bagi siswa-siswanya, memberikan cahaya ilmu-ilmunya untuk para siswa agar lancar dalam jalan kehidupan mereka. Hendaknya seorang guru mempertahankan cahaya ilmunya dengan selalu belajar, belajar dan belajar. Guru sebagai pembelajar sejati. Cahaya sang guru perlu dijaga akan selalu bersinar.

Bagaimana caranya sang guru mempertahankan cahayanya agar tidak pernah padam?

Jadilah sang guru bagai pelita bukan bagai lilin.

Guru bagai lilin adalah guru yang tidak aware dengan dirinya sendiri, mengajak kepada kebaikan tetapi membiarkan dirinya musnah tanpa kebaikan yang sama. Lilin itu menyinari tetapi sinarnya hasil terbakar diri. Ia menghasilkan manfaat buat orang lain, tetapi membiarkan diri binasa. Ia membekalkan kebaikan yang dimanfaatkan oleh semua orang kecuali dirinya sendiri. Manusia lain mendapat kebaikan darinya, tetapi dirinya sendiri hancur binasa.

Lilin tidak sadar ketika sibuk menghasilkan cahaya, dirinya menuju gelita, fana’ dan binasa. Guru seperti lilin, memberikan ilmu kepada siswanya tanpa belajar, tanpa mendalami materi, tanpa mempelajari strategi menyampaikan materi ke siswa dengan menyenangkan. Tunggulah kehancuran untuk siswanya maupun dirinya sendiri.

Guru bak pelita penerang dalam gulita, memberikan sinar cahaya untuk siswa-siswanya, dengan apa yang ada pada dirinya. Ilmunya, waktunya, tenaganya, semua ini menghasilkan sinar. Guru pelita bukan hanya memberi, tapi juga memberi kesempatan dirinya untuk menyerap energi (ilmu) dari luar dirinya agar terus bersinar. Kekuatan ruhiyah sang guru pelita sellau ditempa. Jadilah guru pelita bukan guru lilin. Guru lilin akan dilindas zaman, tak terpakai karena pemahaman yang tidak update, tidak kreatif dan tidak openmind terhadap perubahan ke arah yang baik. Yuks jadilah guru pelita yang selalu menyinari tanpa takut kehilangan energi karena guru pelita selalu memberikan haknya kesempatan untuk menyerap energi (ilmu) dari luar diri sehingga menjadi guru pembelajar sepanjang hayat yang selalu siap mengupgrade dirinya menjadi lebih baik. Siap move on, siap menjadi tenzing norgay untuk siswa-siswa dan rekan gurunya. Salam guru jempol

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Yuks gabung di igi....hehe igi depok mana neh...

14 May
Balas

Yuks gabung di igi....hehe igi depok mana neh...

14 May
Balas

Mau dong jadi guru pelita, bu Rani.

14 May
Balas



search

New Post