Percepatan Belajar Di Era Covid-19 (15)
Perlukah Program Coaching Untuk Guru?(Part 2)
Pada tulisan terdahulu, perlukah program coaching untuk guru? Ternyata program coaching itu sangat diperlukan. Oleh karena itu saya akan ulas sedikit pada tulisan terdahulu.
Ujung tombak dari sebuah lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah adalah guru. Guru bermutu sekolah pun bermutu, maka sekolah wajib melaksanakan program peningkatan performa atau kinerja gurunya. Guru merupakan asset penting yang harus diutamakan, selamatkan dapurnya, nyamankan hatinya, lejitkan potensinya. Jika ada guru yang tidak bisa diajak kerjasama untuk mengikuti aturan dan program sekolah, maka itu diluar pembahasan ini, maksudnya silakan guru tersebut mencari gerbong yang sesuai dengan maunya. Focus pembahasan yaitu bagaimana sekolah mampu mengoptimalkan potensi dan meningkatkan talenta serta potensi dari setiap guru.
Coaching adalah suatu program yang cukup efektif membimbing guru untuk mencapai tujuannya dalam rangka memperbaiki kinerja. Membimbing guru untuk tahu masalah dirinya yang menghambat karirnya, menghambat potensinya sehingga kinerjanya menjadi lebih baik lagi.
Para leader di sekolah harus mempunyai kemampuan sebagai coach. Begitu juga guru untuk membimbing siswanya dalam mengoptimalkan potensi mereka. Pendekatan yang sederhana adalah pendekatan GROW.
GROW adalah singkatan dari Goal, current Reality, Option, dan Will. Pendekatan ini cukup efektif digunakan dalam melakukan tahapan-tahapan dalam coaching. Setelah melakukan percakapan awal, pembukaan kepada seseorang yang akan dicoach (coachee) agar cair, nyaman, maka seorang coach akan menjalankan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Goal (tujuan)
Apa tujuan yang ingin dicapai oleh seorang coachee. Capaiannya tidak harus tahunan atau bulanan, pekanan atau harian juga bisa.
2. Current Reality (kenyataan sekarang)
Posisi coachee saat ini. Untuk mengetahui apa saja yang sudah dilakukan untuk capai tujuanya dilontarkan beberapa pertayaan seperti “Apa yang sudah kamu lakukan untuk mencapai tujuanmu?” Ini adalah tahapan yang sangat penting, dimana coachee harus memahami keadaannya
3. Option (pilihan)
Setelah coachee paham pada posisinya saat ini, maka saatnya untu memilih beberapa solusi yang mungkin akan dilakukan. Coach hanya memberikan stimulant agar coachee mengeluarkan ide-idenya. Biarkan coachee yang lebih banyak bicara dan peran coach hanyalah sebagai fasilitator. Tapi terkadang coach tidak sabar ingin ikut memberikan ide. Perlu belajar menahan diri, belajar banyak mendengar.
4. Will atau Way Forward (melangkah ke depan atau keinginan untuk maju)
Sebagian pakar menyebut tahap terakhir ini sebagai tahap untuk meninjau langkah selanjutnya. Melalui langkah terakhir ini, maka proses coaching akan menyimpulkan dan membenahi penemuan-penemuan di langkah sebelumnya, dimana tim Anda akhirnya membuat sebuah rencana tindakan (action plan) untuk mewujud nyatakan opsi-opsi solusi.
Pendekatan ini memang sederhana tetapi harus dilatih dan dijalankan berulang-ulang. Seorang coach harus melewati beberapa puluh jam tayang agar terampil mengarahkan para guru. Bismillah. ..
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar