SETIAP MURID ADALAH GURU (PEKAL PRIDE)
SETIAP MURID ADALAH GURU (PEKAL PRIDE)
Sejak puluhan tahun lalu, Bumi Raflesia sudah menjadi tanah kecintaanku. Meski tidak dilahirkan disini, Bengkulu adalah tempat yang menjadi saksi aku balita, anak-anak, remaja hingga menjelma manusia dewasa yang alhamdulillah diberi kesempatan untuk “mengasuh” para anak didik dan juga anak kandung sendiri. Disini aku bergaul dengan teman-teman dari berbagai suku, salah satunya adalah Suku Pekal yang merupakan penduduk lokal daerah Bengkulu bagian Utara.
Uniknya, di Bengkulu ini setiap Kabupaten memiliki bahasa tersendiri yang jauh perbedaan kosakatanya. Di daerah kami, Suku Pekal menggunakan bahasa Pekal dalam percakapan sehari-hari. Walaupun setiap hari bergaul dengan teman-teman, dan sekarang dikelilingi murid-murid dari suku tersebut tidak membuatku fasih mengucapkannya. Hanya sekedar tahu artinya tanpa bisa menjawab balik.
Aku punya seorang murid les bernama Yesi, berumur delapan tahun, sekolah di SD IT kelas dua. Logat pekalnya sangat kental ketika melafalkan kosakata dalam bahasa Inggris. Tak masalah, toh logat atau dialek adalah ciri khas nasionalisme seseorang. Walaupun berekecimpung sebagai guru Bahasa Inggris, aku bangga ketika anak-anak kecil masih berbicara menggunakan bahasa daerah.
Pada kesempatan belajar kali ini, kami melakukan barter ilmu. Aku mengajari dia bahasa Inggris, sedangkan Yesi gantian menjadi guru yang mengajariku bahasa Pekal. And guest what? Pelafalan bahasa pekal tidak lebih mudah dari pronunciation of English. Berkali-kali dia menyalahkan dan meminta mengulang karena lidahku yang keselo salah pengucapan.
Belajar bahasa memang tidak mudah, apalagi bagi kita yang mempelajari baru dan bukan bahasa ibu. Namun hal tersebut bukan tidak mungkin dilakukan. Butuh pembiasaan bertahap dan berlangsung lama, oleh karena itu selalu aku tekankan pada anak-anak didikku, sekarang ini tujuan utama belajar bahasa Inggris bukan agar cepat bisa, tapi supaya “SUKA” lebih dahulu. Kalau sudah cinta, maka “BISA” akan mengikuti. Alhamdulillah bisa kenal dengan anak-anak yang berasal dari suku berbeda sehingga kita bisa sama-sama saling mentransfer ilmu. Yuk tanamkan mindset “Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah kuasai bahasa asing”.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar