Berawal dari ajakan beberapa teman yang luar biasa hebat, melihat dari namanya sagu sabu (satu guru satu buku) sepertinya sedikit horor dan beratnya kegiatan ini. Sepekan berlalu, ada instruksi bahwa kegiatan ini akan dibiayai oleh instansi setempat, wah..rasanya senang sekali. Semakin 'double power' untuk mengikuti kegiatan ini, dapat ilmu gratis pula. Tentunya dengan konsekuensi harus bersungguh-sungguh mengikuti kegiatannya dan mengamalkan ilmunya.

Tibalah masa pendaftaran, riuhnya luar biasa. Tapi ada kabar yang membuat dahi berkerut. Peserta yang akan mewakili dipilih oleh instansi setempat dan belum tentu terpilih. Akhirnya bertekad untuk tetap ikut dengan konsekuensi biaya ditanggung sendiri. Beberapa hari menjelang pelaksanaan, mencoba memberanikan diri menghadap ketua instansi terkait untuk melaporkan keikutsertaan dalam kegiatan ini. Responnya sungguh luar biasa, "Nanti biaya pendaftarannya akan diganti..", bukan senang karena dapat gratisan tetapi lebih ke arah betapa perhatiannya terhadap peningkatan mutu guru agar bisa menularkan kepada guru lainnya dan untuk anak didik secara khusus.

Hari dimana dimulainya pelatihan tiba, dengan niat 'Lillahita'ala' dan semangat luar biasa akhirnya sampailah di sebuah 'meeting room' hotel bintang dua, berada di tengah rekan-rekan guru dari berbagai wilayah, duduk 'sersan' (serius tapi santai) dengan pandangan tertuju kepada pemateri yang luar biasa. Oleh karena itu, terbitlah goresan tinta ini yang masih jauh dari kata sempurna. Semua butuh proses, semua akan belajar, semua harus mencoba dan semua pasti bisa asalkan mau usaha. Tidak ada usaha yang sia-sia dalam belajar, karena melalui belajar manusia akan berguna. Salam sagu sabu untuk guru-guru Indonesia.