Serba-serbi Pandemi Covid-19
Saya masih tidak menyangka bahwa makhluk hidup mikroskopis ini mampu mengubah segalanya. Orang-orang menyebutnya COVID-19 atau virus Corona. Hampir semua aspek naik-turun dikarenakan penyakit ini, terutama pendidikan.
Semakin banyak korban yang positif karena virus ini membuat pemerintah mengupayakan agar penyebarannya tidak cepat. salah satunya di bidang pendidikan yaitu meminta pihak sekolah untuk merumahkan peserta didiknya.
Merumahkan di sini maksudnya yaitu peserta didik tetap belajar namun tetap di rumah. Bagaimana dengan gurunya?. Awalnya guru-guru masih diminta untuk tetap kerja di sekolah. Namun seminggu kemudian, guru-guru mendapatkan intruksi "bekerja dari rumah" atau istilah yang sering disebut adalah work from home (wfh).
Walaupun peserta didik diintruksikan untuk tetap di rumah, namun harus tetap belajar. Hal ini dikarenakan, mereka tidak tertinggal akan kewajibannya sebagai peserta didik. Berbagai cara dan upaya dilakukan guru terutama saya, untuk memenuhi kebutuhan peserta didiknya.
Salah satu cara saya untuk tetap berhubungan dengan peserta didiknya adalah memanfaatkan sosial media seperti whatsapp, facebook, messenger. Umumnya, ketiga aplikasi inilah yang dimiliki oleh peserta didik atau orang tuanya.
Untuk ukuran anak sekolah dasar, tidak semua peserta didik memiliki telepon pintar atau sering disebut Smartphone. Tapi tetap saja, walaupun memiliki alat tersebut, belum tentu mereka memiliki paket data internet. Jangankan dimanfaatkan untuk belajar secara daring, untuk membuka aplikasi facebook saja menggunakan mode gratis.
Seperti yang sama-sama kita ketahui, di masa pandemi ini perekenomian bangsa mulai mengalami gangguan. Apalagi yang dialami oleh orangtua peserta didik di sini. Jangankan untuk membeli paket data, orang tua peserta didik yang umumnya bekerja di kebun ini saja kesulitan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.
Kadang saya memberi materi langsung ke tiga aplikasi tersebut. Harapan saya adalah agar salah satunya bisa dibaca oleh peserta didik saya atau orang tua mereka. Tugas yang saya berikan adalah tugas yang ringan saja. Tugas yang bisa dikerjakab tanpa memberikan beban lebih kepada mereka. Walaupun kadang timbal balik jarang sekali terjadi dikarenakan mereka memang tidak memiliki paket.
Mengapa tidak pergi mengunjungi rumah-rumah mereka seperti guru yang viral di televisi?. Mengingat saya adalah pendatang di daerah ini dan rumah mereka saling berjauhan tentu membuat saya belum memiliki jiwa hebat seperti mereka. Sejujurnya saya iri dan ingin sekali mengikuti langkah mereka. Mengunjungi peserta didik mereka demi mencerdaskan anak bangsa.
Ah.. cepatlah pergi Corona si Virus bermahkota. Harapan ini selalu saya bunyikan dalam doa agar kehidupan kembali menjadi sediakala. Berdiri di depan kelas di hadapan puluhan pasang mata yang polos itu. Saya sangat rindu untuk mengajar kembali di kelas mendengar kembali celotehan mereka.n
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga Corona cepat berlalu
Aamiin..
Aamiin..
Mak reteeeee. Reuni kita kat sini yeeeeee....
Yoi buk sekre
Silahkan sikomen buk.. pasti banyak yang salah ni..