Rani Yuliana

Kelahiran kota Tegal_ tinggal di Bekasi_ sebagai Guru SDIT Nur Al Barkah_ Cibarusah Kab. Bekasi. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menunggu Ruang Kosong

Menunggu Ruang Kosong

Beberapa minggu lalu Bekasi terasa di puncak, awan hitam yang berarak menyelimuti birunya langit. Bahkan enggan pancarkan lembayung yang mengiringi burung berkicau menyeruak kembali ke sangkarnya. Namun hati ini mulai meredup sesekali menghela nafas perlahan. Rasanya degup jantung tak beraturan sehingga kepala sudah mulai oleng. Tepat pukul 11 siang, kekasih hati masuk IGD dan langsung di observasi perawat untuk tes darah dan rongen. Tak lama tabung oksigen dengan selang pembantu menghubungkan alat ke hidung. Dan berusahala menghela nafas sangat dalam. Acapkali dalam benak kalut tak terhenti sesaat sang kekasih hati mengeluh sesak nafas dan dada terasa nyeri.

Dua jam berlalu menunggu ruang kamar kosong, yang semula terisi pasien, kini bergantian kekasih hati menempati ruang yang telah di rapikan oleh OB.

Tak berhenti sampai di situ, sepanjang jalan koridor tampaknya aku masih bergelut dengan batin, yang kian waktu seakan jengkel di buatnya.

Anak sulungku terkapar. Sekujur badan mulai demam, batuk dan flu acapkali membuatnya gelisah dan tak tenang.

Sesekali aku ajak pulang, supaya dapat beristirahat di runah, namun penolakan itu membuatku semakin geram. Karena melihat kondisinya demamnya tak kunjung reda.

"ade pulang yuk?" ujarku seraya menyambut tangannya.

" tidak mah,, aku tidak mau pulang" sahutnya dengan isak tangis yang membuatku semakin sedih.

Nampaknya hari sudah mulai larut malam. Rasa lapar terus menghantui sehingga cacing dalam perutpun ikut serta berdendang. Tak lama aku memesan tiga bungkus nasi uduk dengan lauk sedanya.

Setibanya aku di ruang kamar, aku mulai menyantap makanan dengan nikmat. Namun dede tak lagi menyuap nasi yang sudah terhidang di depannya.

Itu pasti karena radangnya yang mulai membuatnya tidak nyaman.

Semalam terlewat begitu saja, meski demam masih saja menyelimuti tubuhnya yang mungil, namun masih dapat tersenyum lebar.

Malam ini nampaknya malam ke tiga yang sepertinya aku harus sekuat harapan untuk dapat menerima izin dokter supaya bisa tidur malam di rumah

Bergegas akupun menandatangani satu persatu administrasi kasir rumah sakit. Dan ahirnya malam ini harapanku untuk bisa tidur di kasur yang empuk senyaman rumahku syurgaku.

Salam literasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post