Ranny Ristianingsih

Ranny Ristianingsih. Lahir di Cianjur, pada tanggal 3 Agustus 1992. Ranny lulus program Sarjana di Universitas Suryakancana Cianjur program studi Pendidikan Bah...

Selengkapnya
Navigasi Web
BELAJAR MELALUI GAWAI, BAGAIMANA RASANYA?

BELAJAR MELALUI GAWAI, BAGAIMANA RASANYA?

Adanya pandemi Covid-19 menyebabkan peserta didik melakukan pembelajaran jarak jauh. Metode pembelajaran ini dikenal juga dengan pembelajaran daring atau pembelajaran online. Melalui pembelajaran secara daring, peserta didik dapat memanfaatkan gawai dan media sosial yang dimiliki. Lalu, apakah metode ini efektif bagi pembelajaran?

Para pendidik tentu saja sangat antusias menyusun skenario pembelajaran online. Mereka dapat memanfaatkan berbagai fitur pembelajaran online seperti google classroom, quizizz, quipper school, zoom, dan lain-lain. Para pendidik dapat membuat kegiatan pembelajaran yang berbeda dari biasanya, dan pastinya lebih menyenangkan. Bagaimana tidak? Dengan pembelajaran berbasis gawai, pendidik dapat menampilkan berbagai macam gambar, video, presentasi, dan media-media pembelajaran lain dengan mudah. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pembelajaran yang diajarkan.

Bagaimana dengan peserta didik? Bagi peserta didik tingkat SMP dan SMA, menggunakan gawai tentu saja merupakan makanan sehari-hari. Mereka bahkan sangat mahir dalam mengeksplorasi fitur-fitur yang terdapat dalam gawai. Mereka juga bisa dibilang sangat eksis di dunia social media atau socmed. Pembelajaran daring ini tentu saja bukan masalah bagi mereka.

Lain halnya dengan peserta didik tingkat TK dan SD. Peserta didik pada tingkat ini cenderung jarang sekali menggunakan gawai. Jika ada, mereka hanya menggunakannya untuk bermain game. Tidak banyak di antara mereka yang dapat mengoperasikan gawai untuk kebutuhan pembelajaran. Jadi, peserta didik tingkat TK dan SD perlu didampingi orang tua untuk melakukan pembelajaran daring ini.

Di sisi ekonomi, pembelajaran daring ini menjadi masalah bagi beberapa peserta didik. Mereka yang berasal dari keluarga menengah ke bawah memiliki kesulitan untuk menyediakan gawai yang support untuk pembelajaran daring ini. Juga, pengeluaran untuk menyediakan kuota setiap harinya dianggap cukup berat. Hal inilah yang cukup sering menjadi alasan beberapa siswa tidak mengikuti pembelajaran daring.

Masalah lainnya timbul dalam bidang teknis, seperti jaringan atau koneksi yang buruk. Hal ini dapat dipengaruhi oleh cuaca dan daerah tempat tinggal seseorang. Masalah-masalah ini menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah untuk membuat kebijakan-kebijakan yang dapat menguntungkan semua pihak. Itu pun bukanlah hal yang mudah. Sejatinya, semua ini bergantung pada sikap setiap individu. Setiap individu perlu menghadapi setiap kondisi dengan bijaksana agar semua masalah dapat diselesaikan dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren....lanjutkan.

25 Jun
Balas

mantap

25 Jun
Balas

Terima kasih, Bu.

25 Jun
Balas



search

New Post