Ranny Ristianingsih

Ranny Ristianingsih. Lahir di Cianjur, pada tanggal 3 Agustus 1992. Ranny lulus program Sarjana di Universitas Suryakancana Cianjur program studi Pendidikan Bah...

Selengkapnya
Navigasi Web
TUGAS GURU BAHASA INDONESIA TIDAKLAH MUDAH (Tantangan Menulis Hari Ke-7)

TUGAS GURU BAHASA INDONESIA TIDAKLAH MUDAH (Tantangan Menulis Hari Ke-7)

TUGAS GURU BAHASA INDONESIA TIDAKLAH MUDAH

Menjadi seorang pengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia ternyata tidak mudah. Bukan hanya materi pembelajaran yang perlu disampaikan, tetapi juga etika berbahasa siswa sehari-hari perlu dibenahi. Terlebih di era pandemi ini yang semua kegiatan belajar mengajarnya dilakukan secara daring.

Dalam pembelajaran daring, pengajar maupun peserta didik lebih banyak merasa nyaman menggunakan aplikasi Whats App. Aplikasi ini relatif lebih mudah digunakan karena fitur-fiturnya yang sederhana. Salah satu fitur Whats App yang paling sering digunakan dalam KBM daring adalah Whats App Group. Pada fitur ini, semua anggota grup dapat mengirim atau memposting konten apapun, baik itu pesan, gambar, video, ataupun catatan suara.

Dalam kegiatan belajar mengajar melalui Whats App Group banyak ditemukan fenomena berbahasa siswa yang beragam, mulai dari penggunaan bahasa yang tidak baku, tulisan yang disingkat-singkat, bahkan sampai bahasa yang kurang sopan. Penggunan bahasa yang tidak baku ditunjukkan dengan seringnya siswa menggunakan kata 'gak', 'kan, 'gitu', 'kalo', 'ngerti', dan masih banyak lagi. Selain itu, tulisan yang disingkat-singkat juga memenuhi chat group saat KBM berjalan. Tulisan itu antara lain yaitu 'gpp', 'gt', 'klw', 'bkn', 'kmrn', 'spt', dan lain lain. Yang lebih menyedihkan, tak jarang bahasa yang kurang sopan muncul saat pembelajaran daring ini.

Sahabat, fenomena tersebut terjadi karena banyak faktor penyebabnya. Kebanyakan orang terbiasa menulis pesan Whats App dengan bahasa tidak baku dan disingkat-singkat. Alhasil, saat pembelajaran pun kebiasaan terasebut masih digunakan. Padahal, walaupun melalui Whats App, pembelajaran daring tetaplah kegiatan formal seperti halnya pembelajaran di kelas. Kegiatan formal ini perlu didukung dengan penggunaan bahasa Indonesia yang resmi, formal, atau baku.

Karena itu, para guru khususnya pengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia perlu terus mengingatkan peserta didik agar selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar saat pembelajaran berlangsung, baik secara daring maupun luring. Tidak mudah memang mengajak seseorang untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun, jika tidak diingatkan sejak dini dan terus menerus, fenomena tersebut akan menjadi bumerang bagi guru itu sendiri. Bagaimana tidak, jika ada siswa yang bahasanya kurang baik, yang akan dipertanyakan pertama kali adalah: Siapa guru Bahasa Indonesianya?

Yuk, saling mengingatkan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar! Mohon maaf jika ada perkataan yang kurang berkenan. Salam literasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yang hebat... Salam literasi.

21 Mar
Balas



search

New Post