Raodah.M.Nuh

Seoarang guru TK di TKN Pembina di Lombok Tengah, berkenalan dengan Media Guru bulan April 2017 lalu, perkenalan yang menghadirkan sejuta rasa, rasa semanis mad...

Selengkapnya
Navigasi Web
Anak Ceria, Anak Bahagia, Anak Berakhlaq Mulia (TK Negeri 22 Pujut)

Anak Ceria, Anak Bahagia, Anak Berakhlaq Mulia (TK Negeri 22 Pujut)

(Catatan Pendidik AUD)

“Selamat datang di TK kami yang sangat sederhana ini, mari silahkan bu Pengawas. Tapi sebelumnya saya mohon ijin untuk melanjutkan menemani anak-anak berkegiatan pagi.” Begitu sambutan hangat dari Ibu Umi Indrawati. Perempuan baya berparas cantik itu, memberikan penjelasan kepada saya, bahwa selama ini beliau ikut masuk kelas mendampingi kegiatan anak-anak, walaupun beliau sebagai kepala TK, beliau tidak hanya berdiam di dalam ruang kepala sekolah saja.

Di papan nama lembaganya bertulis "TK Negeri 22 Pujut". Tempat bermain bermakna bagi anak usia dini ini, berada di Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Sebuah daerah yang masuk kawasan pariwisata Mandalika yang ada di Lombok Tengah.

Mandalika merupakan salah satu kawasan ekonomi khusus yang berbasis pariwisata yang menempati posisi kedua setelah Candi Borobudur sebagai destinasi dengan performa terbaik. Tujuan adanya KEK Mandalika adalah mengundang investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

Mandalika ditetapkan menjadi salah satu KEK yang telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) nomor 52 tahun 2014 pada 30 Juni 2014.

TK Negeri 22 Pujut ini, awalnya adalah TK Swasta dengan nama TK PGRI Rembitan. TK ini berdiri tahun 1996 dan resmi alih status menjadi TK Negeri pada tanggal 19 September 2024

TA 2024/2025 jumlah murid mencapai 3 rombel yakni limapuluh delapan anak.

Hal menarik dari TK Negeri 22 Pujut ini, adalah kegiatan pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini yang lebih dikenal dengan kegiatan main.

Pembiasaan pagi yang keren, sangat menarik perhatian saya. Pembiasaan pagi yang benar-benar wujud dari motto Lembaga ini, yakni Anak Bahagia, Ceria dan Berakhlaq Mulia.

Pembiasaan pagi diawali dengan senam ala anak TK. Senam ringan yang tentu saja diiringi musik ceria.  Kegiatan berdo'a pagi dilaksanakan setelah anak dirasa sudah cukup melemaskan otot dengan kegiatan pengembangan motorik kasarnya.

Hal yang mengagumkan, untuk standar Lembaga TK biasa adalah rangkaian kegiatan paginya ini. Sebelum masuk kelas untuk mengikuti kegiatan intrakurikuler, anak dibimbing untuk menghafal bacaan sholat, menyebut rukun iman dan rukun islam dengan pelafazan yang tepat. Membaca do'a-do'a harian juga tak luput dari rangkaian kegiatan ini. Lalu muroja’ah hafalan surah-surah pendek dalam al-qur’an tak pernah lewat setiap pagi. Hal ini tentu menjadikan TK yang dari tampilannya sangat tak cukup sarana dan prasarananya ini, menjadi TK yang layak untuk dipilih oleh orang tua, jika tak memungkinkan untuk memasukkan anaknya ke TK berbasis Islam Terpadu yang keberadaannya agak jarang di wilayah kecamatan Pujut ini.

 Satu hal lagi, yang membuat saya meneteskan air mata karena rasa haru dan bangga, yakni saat menyaksikan salah satu peserta didiknya menangis sesenggukan karena baru sadar ternyata ia melanggar adab makan dan minum yang sesuai ajaran Islam.

Jadi, cerita singkatnya begini, ada seorang anak Perempuan menangis sesenggukan sambil memegang botol minumannya. Ibu gurunya sigap mendekatinya, menanyakan kenapa dia menangis. “Bu guru, tadi saya minum dengan bendiri, tidak sempat duduk dulu karena terlalu haus dan langsung minum sambil berdiri.” Demikian anak tersebut membuat pengakuan dengan penuh rasa bersalah, sehingga gurunya memeluknya sambil menenangkan, kalau perbuatannya tadi itu tidak masalah, karena dia lupa.

Hanya mampu mengucap kalimat tasbih. Saya yang sedang bertugas melakukan kunjungan ke TK tersebut merasa bahwa kejadian ini, cukup menjadi bukti, akan keberhasilan Kepala TK dan guru-gurunya dalam menanamkan karakter dan akhlaq mulia kepada peserta didiknya.

Akhir kata, semoga Allah merahmati seluruh Pendidik TK, yang tugasnya tidak ringan, karena mereka sejatinya sedang membangun pondasi kuat demi masa depan bangsa yang beradab.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Benar membiasakan anak dg budaya dan juga harus diingatkan ada budaya lain.... shg bisa menerima perbedaam.

17 Dec
Balas



search

New Post