Raodah.M.Nuh

Seoarang guru TK di TKN Pembina di Lombok Tengah, berkenalan dengan Media Guru bulan April 2017 lalu, perkenalan yang menghadirkan sejuta rasa, rasa semanis mad...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pembelajaran Berdiferensiasi Bak Kokok Ayam di Pagi Hari
Foto: dokumentasi pribadi

Pembelajaran Berdiferensiasi Bak Kokok Ayam di Pagi Hari

(Koneksi antar materi Pembelajaran Berdiferensiaisi dengan materi lain)

Koneksi antar materi 2.1

Menyusun koneksi antar materi, adalah salah satu bentuk tugas dalam Program Pendidikan Guru Penggerak. Pada media e-training_nya dalam bentuk Learning Management System (LMS), pada kegiatan akhir sudah pasti ada tugas mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan materi-materi sebelumnya. Sungguh tepat, tugas ini untuk memfasilitasi peserta dalam rangka mengingat dan mengulang kembali materi-materi yang sudah dipelajari, sekaligus sebagai upaya Penguatan pemahaman materi.

Kali ini, Pembelajaran Berdiferensiasi adalah materi yang akan dibahas keterkaitannya dengan materi-materi sebelumnya.

Sebelumnya, marilah kita mengupas ulang terlebih dahulu tentang pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu yang bertujuan untuk mengarahkan murid agar mengikuti pembelajaran sesuai minat, tingkat kesiapan belajar dan profil belajar yang berbeda satu dengan lainnya.

Sebelum kita membahas tentang strategi pembelajaran berdiferensiasi, kita harus pahami terlebih dahulu mengenai 3 aspek kebutuhan belajar murid. Yakni 1) Kesiapan belajar, 2) Minat Belajar dan 3) Profil Belajar. Kebutuhan belajar murid ini, harus selalu menjadi dasar bagi praktek diferensiasi yang kita lakukan di kelas.

Berikut adalah 3 strategi pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan 3 aspek kebutuhan belajar murid. Diferensiasi konten. Bagaimana kita melakukan diferensiasi konten? Sebelum membahas tentang diferensiasi konten, sebelumnya kita harus pahami apa itu konten. Konten merupakan apa yang kita ajarkan kepada murid-murid kita. Konten dapat dibedakan terhadap tingkat kesiapan belajar, minat atau profil belajar murid yang berbeda, atau juga terhadap kombinasi dari ketiganya. Sebagai yang kita pahami bersama, bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya dalam artian sesuai dengan kesiapan belajar mereka. Lalu jika tugas-tugas yang diberikan itu bisa memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri mereka, itu artinya tugas-tugas itu sesuai dengan minat dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai, maka berarti tugas-tugas itu sesuai dengan profil belajar mereka.

Tomlinson (2001) mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi dengan menggunakan Diferensiasi Proses: proses mengacu terhadap bagaimana murid memahami, memaknai informasi atau materi yang dipelajari. Saat kita memetakan kebutuhan belajar murid, maka kita harus memahami cara atau proses seperti apa yang perlu kita gunakan. Apakah murid akan belajar mandiri atau berkelompok. Kita juga perlu memahami seberapa banyak bantuan yang akan kita berikan kepada murid-murid kita. Siapa saja yang memerlukan banyak bantuan, siapa yang hanya membutuhkan sedikit panduan untuk selanjutnya mereka belajar mandiri. Semua hal tersebut harus dipertimbangkan sebagai bagian dari skenario pembelajaran yang kita rancang.

Cara melakukan diferensiasi proses: contoh:

- Kegiatan berjenjang

- Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan,

- Membuat agenda individual,

- Memvariasikan lama waktu,

- Mengembangkan kegiatan bervariasi yang mengakomodasi beragam gaya belajar (visual, auditori atau kinestetik).

- Menggunakan pengelompokan yang fleksibel yang sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat.

Diferensiasi Produk. Produk merupakan: tagihan, hasil unjuk kerja ataupun hasil karya. Produk itu ada wujudnya, bisa berbentuk karangan atau tulisan atau hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram dan sebagainya. Produk harus menggambarkan pemahaman murid dan berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Cara mendiferensiasi produk tentu dengan mempertimbangkan kebutuhan belajar murid terlebih dahulu sebelum memberikan penugasan produk. Hal ini meliputi 2 hal: yakni memberikan tantangan dan keragaman/variasi dan memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.

Dari sini saya menarik kesimpulan, bahwa pembelajaran berdiferensiasi merupakan solusi untuk permasalahan pembelajaran, terkait dengan kebutuhan belajar murid yang beragam.

Pembelajaran berdiferensiasi juga merupakan salah satu pengejawantahan dari merdeka belajar.

Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil yang maksimal. Dikatakan demikian karena dalam aplikasinya, pembelajaran berdiferensiasi itu, memberikan ruang yang luas kepada murid untuk memilih kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar mereka yang berbeda satu dengan lainnya. Kebutuhan belajar baik dari segi minat, kesiapan belajar dan profil belajar.

Kaitan materi ini dengan modul lain, tentu akan terlihat jelas bak satu mata rantai yang tak terpisah satu dengan lainnya. Hal tersebut bisa kita lihat dari uraian berikut,

- Pembelajaran berdiferensiasi memberi ruang yang luas kepada murid untuk bereksplorasi sesuai minat, kesiapan belajar dan profil belajarnya. Dengan demikian, konsep merdeka belajar sudah sebagian besar teraplikasi disana.

- Pembelajaran Berdiferensiasi, menuntun murid untuk mengembangkan segala aspek perkembangannya melalui kegiatan beragam yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini selaras dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang tujuan pendidikan, yakni menuntun kodrat anak untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya.

- Pembelajaran Berdiferensiasi menuntut kemandirian guru dalam mendesain pembelajaran berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan belajar murid. Guru yang kreatif dan inovatif, terutama dalam mengupayakan media/APE yang tepat, juga merupakan penunjang dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Begitu juga dengan kemampuan merefleksi dan kemampuan berkolaborasi, sangat memengaruhi tercapainya tujuan dari pembelajaran berdiferensiasi. Merefleksi pengalaman mengajar sebelumnya sebagai acuan untuk mendesain pembelajaran berikutnya, begitu juga kolaborasi dengan pihak lain termasuk orang tua anak, akan memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran. Kesimpulannya, nilai guru penggerak harus diaplikasikan dalam rangka melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Sehingga profil pelajar pancasila itu akan terwujud di wajah para tunas bangsa masa kini.

- Pembelajaran Berdiferensiasi ini, sangat memberi peluang kepada guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran namun tidak menutup kesempatan bagi murid untuk belajar mewujudkan kepemimpinan murid dan mendorong kolaborasi antar murid. Saat guru sudah terampil menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, ia bisa menggerakkan komunitas praktisi untuk mengaplikasikan konsep pembelajaran berdiferensiasi ini, juga tidak menutup kemungkinan guru tersebut bisa menjadi coach bagi guru lain. Hal ini sesuai dengan kelima peran dari Guru Penggerak.

- Kesepakatan kelas yang merupakan tonggak dari budaya positif sekolah, bisa diberlakukan dengan baik pada kelas/rombel yang mengaplikasikan pembelajaran Berdiferensiasi. Hal itu karena kelas diferensiasi, didesain dengan memasukkan konsep pembelajaran berpusat pada anak. Sehingga anak-anak bisa dengan bahagia mengikuti pembelajaran sesuai kebutuhannya, termasuk juga dalam menerapkan budaya positif yang dijalankan dengan bahagia tanpa paksaan.

Demikian sekilas tentang pembelajaran berdiferensiasi serta keterkaitannya dengan materi-materi yang lain yang ada pada LMS PPGP angkatan kedua ini.

Akhir kata, ilmu atau pengetahuan baru itu, bak Kokok ayam pagi yang mengusik kenyamanan tidur kita, namun kehadirannya akan menuntun kita menemui hari baru yang insyaallah jauh lebih baik dari hari sebelumnya.

Untuk itu, mari bergerak serentak, jangan terlena di zona nyaman yang stagnan jika kita memang serius menginginkan adanya perubahan.

Salam bahagia, kawan ....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Guru bergerak Indonesia maju, salam guru penggerak

20 Jul
Balas

Salam, Bu Dewi

20 Jul



search

New Post