Pundhi Raras Purbosari

The Author is Dead ~Roland Barthes ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Curhat

di saat-saat tertentu kepala dan dadaku serasa harus mengeluarkan sesuatu. mau muntah juga bukan, mau menulis puisi romantis tapi tertabrak diksi-diksi semrawut yang canggung dan tidak berasa.

baru kali ini aku mengerti bahwa ternyata otot-otot di jantung bisa mengalami frustrasi. karena jika muntahan sisa-sisa yang berkecamuk itu dipaksa diredam, denyutnya menguat, lalu otak menerjemahkannya salah, karena di empunya otot juga tidak paham maksudnya apa.

rasa itu harus dikeluarkan, pikirku.

bukan hanya rindu, bukan hanya cinta, bukan sekadar luka dan duka yang ada di sana.

semua bercampur, beradu saling memaksa.

memintaku melakukan sekresi kata, yang hasilnya saat ini sedang kau baca.

ingin lagi bersuara, tapi setelah terucap sekata, rasanya berubah hal lainnya. maunya berawal di nada satu, tapi entah, yg keluar di mulutku bukan itu. kalau saat ini tubuhku kurang energi, maka di jiwaku malah terjadi sebaliknya. levelnya bukan lagi overthinking, tapi lebih dari itu. ingin ini ingin itu banyak sekali. tulisan ini hanya sebagian kecil rasa yang mampu kuproyeksikan melalui kata. singkatnya, kalau waktu-waktu seperti ini datang, ragaku boleh minta rebahan namun jiwaku jangan. kau tahu siapa yang jahat? sisa-sisa rasa ini atau aku? ya aku.

sisa rasa bukan manusia. tidak bisa bersalah. benar pun tidak bisa. tapi seringkali dianggap salah dan dianggap benar. padahal bukan maksudnya disalahkan atau dibenarkan. rasa itu ada karena mungkin kau menumpuk sesuatu, yang seharusnya selesai tepat saat itu. termasuk cintamu yang kau bilang hilang, namun nyatanya masih tersisa endapan. membuatmu yang seharusnya melangkah, tapi malah berhenti mematung di satu titik, padahal titik itu sudah bergandeng dengan titik lainnya sehingga berubah menjadi garis. kau kan yang salah?

iya. karena kau manusia.

tapi bukan berarti saat kau mengalami hal yang sama sepertiku artinya kau selalu salah, kau hanya sedang terlihat oleh mata yang menatapmu dari sudut tertentu. kau tridi, segala sisimu bisa dilihat dari sudut 360 derajat. artinya, dari sisi manapun mata-mata itu melihatmu, kau akan terlihat berbeda tergantung arah mereka.

Jember, 27 Mei 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post