Dua Jam Menjadi Siswa Raditya Dika
Setelah 5 kali dibuka, akhirnya aku berhasil bergabung di kali keenam penulis kondang Raditya Dika (Bang Radit) mengadakan kelas menulisnya lagi. Karena masih berada di situasi pandemi, maka kelas tersebut dilaksanakan secara virtual menggunakan fasilitas zoom meeting yang berkapasitas lebih dari 350 orang. Ya, sebanyak itulah kurang/lebih peserta kelas menulis di hari ini. Aku mengenal Raditya Dika sejak sekitar 9 tahun lalu. Mulai dari novelnya yang berjudul Kambing Jantan, hingga serial Malam Minggu Miko yang banyak diminati para jomblo di tahun 2011 lalu. Raditya Dika termasuk penulis yang sangat cerdas, cenderung psikopat malah katanya. Namun julukan psikopat itu mungkin didapat dari betapa cerdasnya dia meramu sebuah cerita hingga sama seperti aslinya. Logis, runut, dan sistematis. Karena pada umumnya memang begitulah isi kepala psikopat, kan?!
Selain menjadi penulis, Raditya Dika juga merupakan pelopor generasi pertama youtuber Indonesia. Betapa tidak? Karyanya Malam Minggu Miko sebenarnya adalah buah dari konten youtube-nya yang kemudian dibeli oleh perusahaan televisi lokal untuk akhirnya ditayangkan secara komersial di televisi. Karyanya pun sudah puluhan, mungkin ratusan yang juga sudah dipublikasikan. Cerpen, novel, bahkan film-film layar lebar yang dimainkan dan disutradarainya sendiri.
Anyway, hari ini Sabtu, 30 Oktober 2020 aku secara beruntung membeli tiketnya yang dijual terbatas untuk mengikuti kelas menulis yang diisi oleh the one and only Raditya Dika. Memang benar katanya, orang ini cerdas sekali dalam memilih kata-kata sehingga aku sebagai audiens sama sekali tidak merasa bosan. Dua setengah jam lamanya, mendengar kuliah yang berbobot dan materi yang padat tidak membuatku mengantuk. Kurang, bahkan. Di kelas itu Raditya Dika memaparkan cara menulis rangkaian kata supaya menjadi cerita yang bagus. Menurutnya, sebenarnya menulis cerita adalah merayakan kompleksitas dalam hidup sehari-hari. Merayakan berarti mengabadikan suatu peristiwa menjadi karya, atau dalam hal ini sebagai cerita. Menuliskannya dengan ramuan kata dan metafora. Dihiasi alur dan premis yang menarik, sehingga dapat dinikmati sendiri maupun pembaca yang sehati. Mengenai penikmat tulisan kita, rupanya kita tidak boleh mengorientasikan tulisan untuk memuaskan pembaca. Mengapa? Karena ternyata, menurut Bang Radit kita harus menulis untuk diri kita sendiri. Tanpa memedulikan respon pembaca. Karena kalau kita menyukai tulisan kita, maka akan ada orang lain di luar sana yang seleranya sama dengan kita yang juga suka. Jadi, asal ada ide, maka menulislah. Jangan dulu mendengar komentar orang lain yang kebetulan tidak sejalan dengan ide yang kita sajikan.
Well, dalam waktu lebih dari 2 jam itu aku belajar, bahwa hal yang paling penting dalam menulis cerita ada 4 macam, yaitu:
1. Ide
Ide ini bisa muncul dari 3 macam tempat, yaitu:
- Hal yang dipikirkan sampai resah
- Hal yang ada dekat dari diri kita
- Melamun dan berandai-andai
2. Premis/Logline
Premis adalah ekstraksi dari keseluruhan ide yang dibentuk dalam sebuah kalimat, contohnya:
Seorang cewek berusia 25 tahun yang disuruh orangtuanya yang sakit keras untuk menikah, tetapi dia tidak percaya pada komitmen karena pernah diselingkuhi pacarnya.
Premis ini terdiri dari karakter + tujuan + halangan, sehingga konflik diharapkan muncul dari unsur premis tersebut.
3. Alur
Apapun genre cerita yang ingin dibuat, perhatikan logika, kerunutan peristiwa, dan pastikan semua tertulis sistematis, tanpa membatasi kreativitas kita.
4. Membangun Imajinasi Pembaca
- Gunakan kalimat aktif
- Semakin sedikit kalimat yang dipakai, semakin baik
- Munculkan pengait di bagian awal yang mengisyaratkan plot yang diinginkan
Yah, singkatnya itulah yang kudapat hari ini. Sebenarnya banyak sekali kata-katanya yang berarti, tapi karena terlalu larut, ya hanya sedikit yang bisa kutulis di sini. Belajar dari ahlinya memang sangat memuaskan. Tapi pesannya, jangan lupa untuk segera mempraktikkan, karena ilmu yang utama adalah ilmu yang bermanfaat. Dari kuliah 2 jam hari ini ada kata-kata Raditya Dika yang kusukai:
“Menulis adalah pekerjaan paling egois. Duduk, berbicara pada diri dan pikiran kita sendiri.”
Ponorogo, 31 Oktober 2020


Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren mb, terimakasih ilmunya...
sama-sama mbak.. yukk ikut kalo buka lagi
Keren. Sampai detik ini blm pernah ikut kelas menulis sekalipun. Jadi tertarik
saya juga baru sekali ini ikut bu veni.. ternyata seru sekali..
Mantab dan informatif ulasannya bu. Salam sukses selalu
terimakasih Bapak.. semoga berkenan
Mantap bund
hai ranger..