Pundhi Raras Purbosari

The Author is Dead ~Roland Barthes ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Terimakasih, Aku )

Webinar, sebuah kata yang tak lagi asing di dunia kita saat ini. Melakukan seminar secara daring, virtual, tanpa tatap muka secara langsung. Mau mencela teknologi dengan cara apa lagi? Semuanya bisa kita lakukan, bagaikan hidup di 22, tempat Doraemon berasal. Pada akhirnya siapapun harus mengenal kecanggihan teknologi saat ini. Ya mau tidak mau kan?! Pandemi membuat kita mengenal istilah-istilahnya. Webinar, zoom meeting, google meet, bahkan video call rasanya sudah basi, tidak lagi aktual.

Tujuh bulan lalu tepatnya, berbagai istilah daring mulai kita kenal. Karena covid19, akhirnya sekolah-sekolah, universitas, bahkan kantor-kantor tidak diperbolehkan untuk menghadirkan siswa dan pegawainya. Semua hal yang normalnya dilakukan di luar rumah harus dilakukan dari rumah. Work From Home istilah Inggrisnya. Awalnya hanya selama 14 hari, mengikuti lamanya virus itu bisa terinkubasi dalam tubuh, lalu menjadi 1 bulan, 2 bulan, hingga saat ini, menunggu hingga daerah terinfeksi berubah indikator keamanannya, menjadi warna kuning dan hijau. Warna kuning dan hijau merupakan tanda pada suatu daerah sudah dinyatakan aman atau kecil kemungkinan menularkan virus covid secara masif.

Bekerja di rumah, tentu saja hal yang diidam-idamkan banyak orang, termasuk saya. Saya adalah tipe orang rumahan banget. Banyak malesnya kalau disuruh untuk keluar rumah. Apalagi bekerja. No hard feeling, kalau pagi-siang di tempat kerja rasanya sudah terbayang malam hari di kasur, internet unlimited, dan web series yang sedang tayang. Mungkin banyak orang mengira saya akan bosan. Tapi tentu saja tidak, saya menikmati itu semua, surga dunia lah menurut saya. Sampai akhirnya datang WFH, dengan tagarnya #dirumahaja membuat saya akhirnya selalu di rumah. Bekerja di rumah, menghibur diri di rumah, di rumah, dan di rumah. Bosan? Jelas. Akhirnya kata itu keluar juga di kepala saya. Bosan di rumah. Sayapun kemudian mencari-cari kesibukan, mengikuti webinar salah satunya. Semacam seminar daring yang diadakan oleh kementerian-kementerian dan universitas-universitas. Seminar ini umumnya gratis, walaupun ada yang berbayar, tetapi kita akan tetap mendapatkan ilmu dan sertifikat yang berharga untuk menambahkan angka kredit. Sertifikat ini selalu dikirimkan tepat setelah peserta mengisikan daftar hadirnya. Awalnya membuat saya takjub, karena sertifikat ini bisa dengan cepat dan mudahnya saya dapatkan, langsung terkirim via email lagi.

Ketakjuban membuat saya penasaran, bertanya-tanya bagaimana caranya, hanya dengan menuliskan data ke dalam formulir, lalu sertifikat dengan nama lengkap peserta dapat terkirim langsung melalui surat elektronik. Dapat dipastikan tidak ada typo/salah ketik, karena peserta sendirilah yang menuliskannya. Di sinilah awalnya saya berkenalan dengan autocrat. Berbekal pengetahuan dari beberapa youtube tutorials dan bantuan suami, saya menemukan autocrat di fitur add on spreadsheet yang berasal dari respon google formulir. Autocrat memungkinkan kita untuk menggabungkan data dari isian formulir tersebut ke dalam bentuk PDF maupun google slides. Termasuk cara yang gampang, dan membuat takjub orang-orang (termasuk saya sebelumnya). Apalagi dapat secara langsung mengirimkan file PDF yang sudah ter-merger dengan data tersebut ke e-mail pengisi formulirnya.

Ketakjuban ini kemudian saya praktikkan di acara komunitas IGMPL Kab. Jember, yaitu webinar dengan tema “Rahasia Artikel Sukses Menembus Media Nasional”. Sayapun menantang diri untuk designing the serfiticate from the scratch, alias mendesain sertifikat dari nol. Lalu mengombinasikan data dari google formulir menggunakan autocrat, dan mengirimkan email-email berisi sertifikat tersebut melalui email saya. Alhasil email saya terpampang di semua alamat e-mail peserta yang mengikuti webinar tersebut, termasuk saya sendiri. Jatuhlah, saya sendiri yang mendesain sertifikatnya, saya edit sendiri, lalu saya kirim sendiri untuk diri saya sendiri. Saya bahagia, karena akhirnya berguna dan bermanfaat untuk orang-orang walaupun #dirumahaja, saya bahagia karena ternyata kegiatan mendesain sertifikat sampai momen terkirimnya sertifikat ke tangan peserta itu sangat menegangkan tapi juga menyenangkan. Saya mungkin akan menyesal jika saya menolak tugas itu, karena ternyata semenyenangkan ini. Terimakasih, Panita.. Terimakasih, Aku :)

Menjadi bermanfaat ternyata tidak harus untuk orang lain, untuk diri sendiri pun kita perlu membawa manfaat.

Ponorogo, 9 November 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

@ minta diajarin y mb, kalau belajar sendiri,,, hhh... Sulit.

27 Nov
Balas

Mantab ulasannya bu..salam

09 Nov
Balas



search

New Post