RASTO HABIBI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tiga Jagoan Kecil  (Bagian 3)

Tiga Jagoan Kecil (Bagian 3)

Pada tanggal 24 Juli 2004, di Indramayu tepatnya di rumah orang tua saya diadakan pesta resepsi pernikahan dengan mengundang saudara, tetangga dan teman-teman guru di SMK Muhammadiyah Kandanghaur. Walaupun pesta diadakan dengan sederhana, tetapi bagi kelaurga besar saya adalah sebuah kebahagiaan terutama bagi keluarga yang waktu ke Gunung Kidul tidak ikut. Pesta ke-2 ini juga dihadiri oleh keluarga besar dari Gunung Kidul, dengan menggunakan sebuah mini bus, tak lupa diadakan foto-foto dengan keluarga besar dari Gunung Kidul. Pesta resepsi ini dilaksanakan dari pagi hari hingga jam 21.00, setelah itu sebagian dilanjutkan dengan “melekan” yang ditemani rokok, serta segelas kopi dan ada juga sebagian anggota keluarga yang kecapaian terlelap tidur.

Pada hari Senin 26 Juli 2004 adalah hari pertama istri saya sebagai guru baru di SMK Muhammadiyah Kandanghaur dan bagi saya juga sebagai hari pertama berangkat mengajar bersamaan dengan seorang istri. Seiring berjalannya waktu di bulan November 2004, istri tercinta dinyatakan positif hamil, kabar ini tentunya membawa kebahagiaan tersendiri, khususnya bagi saya dan istri serta keluarga besar saya. Ketika istri hamil, ada beberapa adat tradisi yang harus dilaksanakan, diawali dari usia kehamilan 4 bulan ada tradisi “ngupat”, yaitu dengan tradisi membuat ketupat yang dibagikan untuk tetangga sekitar rumah dan sebagian dibagikan untuk anak-anak yang mengaji yasinan. Pada usia kehamilan 7 bulan ada adat “nujubulan”, adat kedua ini lebih besar baik dari segi biaya maupun kegiatan yang harus dipersiapkan.

Hal yang membahagiaan adalah setelah kelahiran jagoan kecil yang pertama, yaitu tepatnya tanggal 21 Juli 2005, lahirlah jagoan kecil saya yang pertama pada hari Kamis, jam 20.20 wib, dengan jenis kelamin laki-laki di rumah bidan ibu Machmuda, yang lokasinya di jalan raya panturan Kandanghaur. Sebelum kelahiran anak saya, diawali dengan adanya letusan ban mobil truk yang keras, baru setelah itu anak saya lahir dengan berat badan 2,8 kg dan panjang 45 cm. Setelah di bersihkan oleh bidan, tak lupa sebagai umat islam, saya adzan ke telinga kanan dan iqhoma di telinga kiri, sebagai ucapan selamat datang kedunia baru setelah melewati sekitar Sembilan bulan di alam kandungan. Jagoan kecil tersebut saya di beri nama “Habibi Hibatullah” yang bermakna anak kesayangan anugrah dari Allah swt, dengan panggilan sayang habib.

Pemberian nama diberikan ketika tali pusarnya lepas, sekitar 1 minggu dari kelahirannya. Dengan tradisi dibuat ayunan di ruang keluarga rumah saya sendiri, dengan berbagai pernak-perniknya tak lupa sebuah nama digantung diatasnya. Untuk menyaksikan pemberian nama tersebut tak lupa diadakan syukuran “gawur duit” dan “bancakan” (makan bersama dengan berbagai lalapan diatas baki/nampan). Satu tahun kemudian Habibi kecil, diadakan “aqikah” dengan menyembelai 2 ekor kambing, hal ini dilakukan sebagai ketaatan seorang hamba atas perintah Sunnah Nabi Muhammad SAW.

Indramayu, 14 Juli 2020

#Tantangangurusiana Hari ke-71

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post