GURU MULIA
Setiap tanggal 25 November guru memperingati hari guru, baik di daerah maupun secara nasional. Begitu pula pada tahun 2017, kita alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk memperingati hari guru. Guru merupakan sosok yang fenomenal, sebab pada zaman dahulu nasib guru diibaratkan sebagai seorang "UMAR BAKRI" yang kemana-mana menaiki sepeda ontel. Begitu sederhananya gambaran seorang guru.
Guru merupakan seorang yang harus digugu dan ditiru, begitulah pepatah Jawa yang telah melekat. Artinya dari setiap tindakan, kata-kata, kebiasaan, maupun pola hidup yang dimiliki oleh seorang guru akan menjadai sorotan, baik di lingkungan sekolah, maupun di lingkungan masyarakat.
Sekarang pemerintah sedang memperhatikan nasib guru dari hal kesejahteraannya. Profesi guru dihargai dengan tunjangan sertifikasi yang diterimakan setiap bulan, baik oleg guru PNS maupun GTT Yayasan asal dengan syarat yang terpenuhi. Sehingga di era sekarang, guru tidak seperti nasibnya seorang Umar Bakri dalam nyanyian. Nasib guru di era sekarang semakin meningkat kesejahteraannya.
Didasari oleh peningkatan kesejahteraan seorang guru, maka terjadi pula perubahan gaya hidup seorang guru. Guru sudah mulai busa menikmati mewahnya tidur di hotel berbintang, menikmati lezatnya masakan yang dijual di restoran, dan juga sudah mampu memiliki kendaraan roda empat / mobil yang kelas menengah ke atas. Itulah rahmat dan barokah yang dipetik karena dari dulu guru sudah mengalami kehidupan yang sederhana.
Guru sekarang dituntut untuk bisa lebih kreatif, baik dalam menemukan metode-metode mengajar, maupun dalam hal tulis menulis. Guru era sekarang dituntut untuk mampu dan mau meluangkan waktunya untuk menulis, baik di media cetak maupun di media elektronik. Dengan demikian seorang guru selain mempunyai kemampuan memanage peserta didik, juga mampu menghasilkan karya berupa suatu buku.
"Guru mulia karena karya, karena karya guru mulia", begitulah ungkapan yang masih terngiang di telinga sampai saat ini. Sebuah slogan yang menggema di sebuah gedung mewah di kawasan Sentul Convention Center Jakarta pada tahun 2016. Ya ... sebuah yel-yel yang begitu menggelora, dengan dikomandoi oleh Bapak Dirjen Dikdas, Bapak Sumarna Suriapranata, dengan gaya yang khasnya, telah membakar semangat, memupuk tekad kita untuk bisa berkarya, dan mengilhami inspirasi peserta simposium Guru Nasional Tahun 2016 yang hadir pada saat itu.
Itulah yang diharapkan pemerintah, bahwa guru memang sudah menjadi kelompok manusia yang intelek, berkemampuan untuk mengembangkan intelektualitasnya agar mengahasilkan karya-karya besarnya, sehingga bisa dinikmati oleh seluruh generasi muda yang akan mengemban tongkat-tongkat kepemimpinan di masa Indonesia emas tahun 2045.
Persiapan-persiapan untuk menghadapi Indonesia emas tersebut telah dimulai dengan diadakannya Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2015. Dengan UKG tersebut, guru bisa berintrospeksi dan mengetahui kemampuan pedagogik maupun kemampuan profesional yang dimilikinya.
Program keberlanjutan dari hasil UKG sudah dilaksanakan oleh pemerintah secara perlahan tetapi pasti dengan dilaksanakannya Kegiatan Guru Pembelajar On Line (GPO) pada era bapak menteri Pendidikan Nasional Bapak Anies Baswedan. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) di era sekarang menteri pendidikan nasional bapak Muhajir Effendi. Semua itu bertujuan untuk menghadapi Indonesia Emas Tahun 2045. Semoga semua harapan tercapai.... demi peningkatan kualitas pendidikan di bumi pertiwi tercinta ini. Aamiin ...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar