Sempat tegang saat menyaksikan gelaran cabang olahraga angkat besi puteri pada olimpiade Tokyo 2020. Siang ini sempat menyaksikan tepatnya menjadi saksi sejarah untuk perolehan medali pertama pada ajang olahraga sejagat raya. Pada kelas 49 kg puteri, atlet Indonesia, Windy Cantika Aisah melenggang penuh perjuangan ke babak penentuan. Saat menyaksikan Windy melakukan angkatan ke-2 dengan beban angkatan 108 kg, sempat tegang dibuatnya. Napas tertahan, sambil terus bergumam: "Angkat.. Angkat... Angkat... Tahan...! " Akhirnya teriakan pecah saat Windy berhasil berdiri tegak mengangkat barbel seberat 108 kg. Luar biasa. Itu terjadi jam 14.00 WIB.

Windy sang mojang Bandung, berhasil memecah kebuntuan untuk mencuri medali pertama di olimpiade bagi kontingen Indonesia. Perunggu pertama ini seakan menjadi "trade mark" cabang angkat besi dalam ajang olimpiade bagi Indonesia. Mungkin anda masih ingat pada tahun 2008, Lisa Rumbewas meraih medali perak dari cabang olahraga angkat besi dalam ajang olimpiade, juga sebagai penyumbang medali pertama untuk kontingen Indonesia.

Ya terjadi pengulangan sejarah dilakukan oleh cabang angkat besi puteri. Dari Lisa Rumbewas ke Windy Cantika Aisah. Keduanya memiliki kemiripan. Berasal dari keluarga atlet. Lisa berayah Levi Rumbewas, mantan atlet binaraga kahot, ibunya mantan atlet angkat besi. Sementara Windy, ternyata ibunya Siti Aisah, adalah mantan atlet angkat besi juga. Demikian faktanya seperti peribahasa: Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Semoga kedua keluarga ini selalu dalam rahmat dan perlindungan Allah. Diharapkan Windy yang masih belia, kini 19 tahun, akan semakin meningkat performanya pada event lainnya di dunia. Selamat untuk kontingen Indonesia di olimpiade. Masih ada waktu untuk mendulang medali lainnya. We hope so. Semangat!!!