Ratih Handayaningrat

Saya Ratih Handayaningrat, pengajar pada SMPN 1 Baros kab Serang, Banten, berdomisili di Pandeglang, Banten. Pernah mengikuti kegiatan Sagusabu Banten I. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

'NYANGKILUNG'

Korosak! Blug! Blug! Blug! Dengan ekspresi gembira sekelompok remaja (ABG) berlarian menuju sumber suara. Ya, suara durian jatuh di kebun durian. Inilah tradisi turun temurun warga Baros saat musim durian tiba. Baros terkenal sebagai pusat perdagangan durian di Banten. Proses pengambilan durian jatuhan ini disebut “Nyangkilung.” Sudah menjadi kebiasaan jika Nyangkilung dilakukan oleh banyak sekali warga Baros. Entah berapa banyak kelompok warga mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa yang sengaja tidur di gubuk/saung durian yang banyak didirikan di kebun duren. Seolah berbagi tugas, kaum wanita menyiapkan makanan dan minuman, kaum pria yang mencari durian-durian yang jatuh. Keharusan pembagian tugas pun tidak mesti ada, karena banyak pula warga yang berjualan aneka makanan dan minuman. Keadaan ini seolah kampung pindah ke kebun durian. Jangan tanya seperti apa kostum para pemburu durian jatuhan ini dari ujung rambut hingga ke ujung kaki. Dari yang standar sejak zaman lampau berupa sarungan, sandal jepit, dan lampu senter atau lampu petromak. Banyak pula yang berpenampilan kekinian, mulai dari jaket, sepatu boot dan senter dari ponsel/smartphone.

Nyangkilung adalah tradisi sarat makna, terutama bagi kaum muda milenial. Diangkat dari tradisi turun temurun warga Baros saat musim durian tiba. Baros terkenal sebagai pusat perdagangan durian di Banten. Entah berapa banyak kelompok warga mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa yang sengaja tidur di gubuk/saung durian yang banyak didirikan di kebun duren. Kehadiran musim durian disambut dengan sukacita oleh masyarakat. Dengan memperkuat kearifan lokal dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada, masyarakat menggunakan lampu obor yang bias membangun kebersamaan. Sering berjalannya waktu dan perubahan zaman, lampu obor sebagai alat penerangan tergantikan oleh senter dari ponsel/handphone. Jangan hanya mengambil hasil panen buah durian, tetapi haruis mau menanam pohon durian atau pun tanaman buah lainnya. Seperti pepatah bijak menyatakan, “muda menanam, tua memanen.”

Hayu urang NYANGKILUNG!!!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post