Ratih dwi nugrahaeny sanery SPd

Berau Kalimantan Timur dengan sebutan Kota Sanggam/Batiwakkal.Di tempat inilah saya di lahirkan,menetap dan mengabdi di SMPN 3 Tanjung Redeb.Buku pertama saya d...

Selengkapnya
Navigasi Web
PAHITNYA SEBUAH PENGKHIANATAN (5)

PAHITNYA SEBUAH PENGKHIANATAN (5)

PAHITNYA SEBUAH PENGKHIANATAN (5)

Sebuah kisah kasih suci di tengah prestasi anak abu abu

Ratih Dwi Nugrahaeny Sanery,Spd

Kisah putih harus di titik.

Hembusan angin laut terus menerpa wajah putihnya. Kami masih saja terdiam, tanpa ada kata kata. Surat yang baru saja kuterima dari Ka Ali masih ada di genggaman ka Dyan. Nanar matanya menatapku, seperti terdakwa yang menunggu keputusan hakim. Keringat menetes di ujung dahiku, tanganku dingin sambil menggenggam ujung jilbabku. Entah, perasaan sedih apa bahagia yang sedang kurasakan. Nano nano, rasa permen asam manis dan kecut. Maaf, bukan iklan. Sebuah rasa yang aku tak faham. Di bangku sekolah, andai ada pelajarannya mungkin aku tak tuntas.

“Ka, tolong mengertilah” jawabku pelan.

“Aku dan ka Ali tidak ada hubungan apa-apa, memang dia menulis surat itu tanpa sepengetahuanmu tapi bukan maksudku untuk merahasiakannya. Aku tak mau kaka salah faham.” Jelasku lagi

Ka dyan hanya diam, wajahnya memerah menahan amarah. Ko bisa? Bukankah mereka berteman dan selama ini baik-baik saja. Bingung, apa sih yang sebenarnya masalahnya? Aku atau Ka dyan. Ya, dengan kemarahannya yang tak beralasan membuatku jengkel sampai ubun-ubun. Mbok ya, ngomomg gitu. Apa lagi sariawan ya? Diem aja dari tadi, ngga ada sepatah kata yang terlontar dari bibir merah muda itu.

Jika aku di suruh milih, hmmm seandainya aku memilih Ka Ali. Pesona laki laki keturunan Arab dengan kemampuan mengajinya yang super duper merdu. Ko aku harus milih sih?

“ Rat, kaka ngga mengerti. Apakah selama ini kamu hanya menganggapku sebagai teman atau lebih. Tak ada kata yang pernah kita sepakati memang, tapi dengan sikapku padamu. Ahh, lupakan!” serunya dengan kasar

Kaget, tentu saja dengan sikap tak biasa ka Dyan padaku. Cowok alim, kalem itu bisa berkata kasar padaku. Aku yang tak biasa mendengar kalimat yang keras, berusaha menahan dengan sekuat tenaga air mata yang sudah mengambang di sudut mataku. Kualihkan pandanganku jauh ke arah laut. Aku tak mau di pandang sebagai cewek lemah.

Biarin, salah sendiri kenapa membiarkanku dekat dengan ka Ali. Jangan salahkan kalo ada cowok lain yang menaruh hati padaku. Gimana coba? Kalau di tanya ada apa antara kami berdua, jawabannya teman dekat. Kan jawaban abstrak, ngga jelas. Selama janur kuning belum melengkung, tikungan sepertiga malam cocok kali di kisahku ini. Huffffhhh..menghela nafas sebelum melanjutkan kisah sedihku.

Ka Dyan tak menatapku, namun mengikuti arah mataku menatap laut. Aku mengenang kisah kami yang serba pertama kali, pertama jalan di antar jemput cowok. Pertama dapat surat cinta tapi ngga ada kata cinta cintanya. Pertama di tawarin jadi nyonyah di rumah yang kebunnya berhektar hektar. Pertama, cerita pertama yang sering kuhabiskan dengan ka Dyan. Sang maestro, idola cewek cewek satu sekolah.

“ Dek, cerita kita bagaimana ini? Kita lanjut apa selesai sampai di sini?” tanya ka Dyan.

“Mmmmm maksudnya ka? Tanyaku.

“ Aku ngga bisa terima kalo ada orang lain yang dekat denganmu dek?” tukasnya lagi.

“Lho, yang dekat denganku banyak ka. Ada ka Rahman, ka Ery semua juga teman kita. Apa salah kalo aku banyak berteman?” tanyaku lagi

“ Dek, aku ngga mau kamu dekat dekat cowok lain” jawab ka Dyan memegang tanganku kasar.

“ Aduh, ka lepasin! “ aku berteriak.

“Ngga, aku ngga akan lepas sampai kamu janji” katanya bernada marah

“Aduh, sakit tau” kataku sambil memegang tanganku yang kecil.

“Lepasin, lepasin” aku terus berteriak

“Dek, dek bangun, kamu mimpi apa?” tiba tiba ka Dea membangunkan

Aku mencoba sadar, dengan sedikit membuka mata kulihat samar samar bayangan ka Dyan..aku mengerjabkan mataku lagi, bukan itu ka Dea yang sedang mengguncang bahuku. Lah, ternyata aku hanya bermimpi. Gedubrakkkkk!!!!

#Berau, 15 November 2020

#Tantangan menulis 30 hari

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Duh...bunga tidur...hehe..keren. Terima kasih sudah berbagi cerita indah dan sudah berkunjung di blog saya. Semoga panjang umur dan salam bahagia.

16 Nov
Balas

Makasih bunSay sudi kunjung balik.Doa yang sama untuk bunda, Salam literasi

16 Nov

Mantap, Bunda. Ternyata mimpi. Hehe.. Semoga sukses selalu.

16 Nov
Balas

Heeeee ngga mau berakhir aslinya.Makasih kunjungannya bunCan, sukses selalu

16 Nov

Mimpi adl bunga tidur. Cerita yg baik bu

17 Nov
Balas

Keren mimpi nya ya bu.

22 Nov
Balas

Ternyata hanya mimpi.... Seru lanjutannya ditunggu.... Salam sukses selalu

16 Nov
Balas

Ya bunSay makasih Skssnya, hanya mimpi. Sukses selalu

16 Nov



search

New Post