Ratih dwi nugrahaeny sanery SPd

Berau Kalimantan Timur dengan sebutan Kota Sanggam/Batiwakkal.Di tempat inilah saya di lahirkan,menetap dan mengabdi di SMPN 3 Tanjung Redeb.Buku pertama saya d...

Selengkapnya
Navigasi Web
RINDU BELAI KASIH IBU

RINDU BELAI KASIH IBU

RINDU BELAI KASIH IBU

Ratih Dwi Nugrahaeny Sanery

# Lomba Bulan Januari

Bismillah, memulai sebuah tulisan sarat kenangan akan memicu adrenalin. Rasa sesak yang membuncah menyisir satu demi satu kenangan bersama ibu. Bagi setiap orang, kenangan yang terpatri dalam hati akan abadi. Entah itu kenangan sedih, bahagia atau sesal. Dengan rasa itu pula saya mencoba menuliskan kata demi kata, semoga bisa membuka kenangan itu kembali.

2 April 1995, momen yang menyedihkan. Setelah berjuang sekian lama dengan penyakitnya, ibu berpulang ke Rahmatullah. Saya ingat saat mentalqinkan, ibu tersenyum. Tidak percaya namun nyata, saya pun mencoba memulai kisah saya dengan beliau.

Ibu seorang wanita yang friendly (ramah) dan humble (rendah hati). Wajahnya selalu menyunggingkan senyum jika sedang berbincang. Tak ada raut kesedihan di sana, tak pernah sekalipun saya melihat air mata di wajah beliau. Selalu bersenandung saat mematut wajah cantiknya di depan kaca. Duh, kabut sudah mulai membayang di mata saya. Hufffffhh, sebentar (sambil menghela nafas panjang).

Saya anak perempuan satu satunya, otomatis semua hal berbau urusan rumah menjadi tugas wajib. Ibu selalu mendidik saya untuk menjadi wanita mandiri, bangun sebelum ayam jago berkokok. “Wanita itu harus pintar masak, bersih bersih rumah dan pintar” nasehat beliau saat itu.Di tangan ibu, halaman rumah berubah menjadi taman bunga yang indah. Berbagai macam jenis bunga menghiasi sudut rumah, dari mawar,kamboja, suplir, anggrek. Saya sering membantu ibu mengurusi bunga-bunga kesayangannya.

Melalui tangan dingin dan kasih sayang ibu, bunga-bunga itu terus berbunga. Setiap pagi, ibu berbicara sendiri seakan bunga-bunga itu anaknya. Ibu berkata,” bunga itu makhluk hidup, jadi dia perlu di belai dan di ajak bicara”. Lucu, pikir saya saat itu. Tapi itulah ibu, sosok yang sangat penyayang dan juga pintar. Pintar dalam arti bisa membagi waktu antara karir dan rumah. Ibu saya adalah wanita karir di sebuah Instansi pemerintah. Tak ada lelah terlihat di wajah cantiknya.Vespa berwarna biru dongker setia menemani beliau. Terlihat anggun, ibu bertubuh tinggi dan semampai.

Satu kebiasaan ibu saat beliau pulang kerja, membawakan sepotong coklat. Coklat membuat pikiran bahagia, sebahagia saat ibu membelai rambut saya dengan kasih. Sambil menonton telenovela favorit di salah satu TV swasta saat itu. Ibu selalu mengetuk pintu kamar sambil memanggilku dengan sebutan booo,abooo. Yah sebutan yang terinspirasi dari pemeran mbok Bariyah di film Unyil. Tokoh yang ibu bilang mirip pipi tembemnya dengan saya. Saat itu, panggilan itu risih di telinga. Namun, saat ibu tiada rindu mendengar ibu memanggilku lagi boooo, aboooo.

Di sela sela kesibukannya, ibu masih aktif di berbagai kegiatan dan lomba. Mulai dari menyanyi, paduan suara, peragaan busana dan menjadi MC. Saat acara, ibu tidak pernah pergi ke salon. Semua dilakukan sendiri, mulai berdandan sampai membuat sanggul. Ibu saya wanita hebat dan luar biasa. Ibu tidak pernah mengeluh, selalu bersemangat. Lagu keroncong merupakan kesukaan beliau.

Ibu mendidik saya menjadi wanita yang bertanggung jawab. Meski sibuk, ibu tak pernah melalaikan tugas rumah tangga. Dalam ajang lomba, ibu selalu mendapat prestasi. Ibu juga senang menulis di koran daerah. Tulisan ibu sangat menarik, beberapa kali di muat. Bapak selalu memasukkan tulisan ibu dalam sebuah album. Sampai saat ini menjadi pelepas rindu.

Satu yang belum sempat saya kabulkan keinginan beliau, melihat saya memakai baju pengantin. Saat itu, saya masih sekolah di bangku kelas 3 Madrasah Aliyah. Sekarang saya sudah menjadi guru, membuat ibu bangga. Meski ibu belum menyelesaikan wisuda S1, namun saya sudah mempersembahkan gelar sarjana untuk beliau. Hampir puluhan tahun berlalu, airmata terus saja mengalir saat saya mengenang ibu. Sosok yang ramah, penyayang dan kuat. Saya yang ingin mengikuti jejaknya menjadi seorang penulis. Sekarang saya sudah mewujudkan impian bersama Media Guru. Ibu, saya bangga menjadi anakmu. Al fatihah.

Profil Penulis

Ratih Dwi Nugrahaeny Sanery,S.Pd ini lahir di Tanjung Redeb pada 25 maret 1977. Tenaga pendidik alumnus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) jurusan pendidikan Bahasa Inggris.Kini ia mengabdi sebagai tenaga pengajar di SMPN 3 Tanjung redeb.

Penggemar travelling dan membaca ini aktif di berbagai organisasi.Saat ini dia menjabat sebagai bendahara di MGMP Bahasa Inggris se-Kabupaten Berau.Sebagai sekretaris di Majelis Ta’lim annisa Mulawarman.

Buku “ PUPUS” dan “TEMAN, TAPI CINTA” di hasilkan melalui program Sagusabu (satu guru satu buku) Angkatan 1 Berau dan Kuansing Media Guru. Ia bisa di hubungi di [email protected]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

10 Jan
Balas

Makasih pak sudi berkunjung. Sukses selalu

10 Jan

Kasih ibu tak pernah sirna

10 Jan
Balas

Yes BunSay.Makasih kunjungannya,Sehat dan sukses selalu.

10 Jan

Luar biasa, Bunda. Kasih ibu tak pernah sirna. Semoga sukses selalu.

12 Jan
Balas

Makasih Bunda,kasih ibu sepanjang masa.Sukses selalu.

12 Jan

Keren menewen tulisannya. Salam kenal. Sudah saya follow ya bu. Ditunggu follow back nya. Sukses selalu

11 Jan
Balas

Makasih bunSay sudah berkunjung,saya pasti folback dan balas kunjung.Sukses dan salam literasi.

11 Jan

Luar biasa...sukses selalu

10 Jan
Balas

Makasih bunSay sudi berkunjung, sukses selalu.

11 Jan

Makasih bunSay sudi berkunjung, sukses selalu.

11 Jan

keren bunda tulisannya kasih ibu sll dirindu sepanjang waktu nggih. sudah saya follback nggih, bisa dicek

11 Jan
Balas

dari 69 menjadi 70 followernya

11 Jan

Makasih bunSay,Makasih sudi berkunjung dan folbacknya.Sukses selalu.

11 Jan

keren sekali ibu, semoga sukses selalu

12 Jan
Balas

Makasih bunCan sudah berkunjung.Sukses selalu.

13 Jan

Mantab tulisannya bu. Salam sukses selalu

10 Jan
Balas

Makasih atas kunjungannya. Sukses selalu.

10 Jan

Ibu yang keren menewen...semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Amiin.Sdh saya folback bunda...

10 Jan
Balas

Aamiin, makasih bunCan. Sukses selalu

10 Jan

Good. Slm knl ngajar di Berau bunda slm sukses . Smg lolos. Sy doakan bunda. Lolos.

11 Jan
Balas

Aamiin BunCan, makasih. Salam kenal juga. Sukses selalu.

11 Jan

Aamiin BunCan, makasih. Salam kenal juga. Sukses selalu.

11 Jan

Keren bu. Tulismenulis sdh dibibitkan ibu tercinta

10 Jan
Balas

Makasih bunSay, Alhamdulillah

10 Jan

Tks bund. Salam literasi. Sdh Follow juga bund

11 Jan
Balas



search

New Post