Entahlah
Ternyata begini cara Tuhan. Memenjarakan badan agar tak lagi memenuhi hingar bingar jalanan. Memeluk tubuh dengan sedikit rasa sakit, menghujam raga. Meninggalkan kisah diantara desir angin pantai yang menghunus hati yang terus merindu. Alam adalah saksi rindu yang menggebu. Kau seketika hilang. Tiada kabar. Aku pun enggan berkibar hanya untuk sekedar bekelakar.
Aku pesimis kisah kita berujung manis. Bayangkan saja, hampir setiap hari aku menangis. Sayang, kadang aku heran dengan rasa cinta yang kini bertahan, kokoh bagai mercusuar di lautan. Terus dihantam gelombang namun tak enggan untuk menghilang.
Kita adalah bagian roda-roda kehidupan. Kadang menjadi bagian kata senang kadang berada di bagian yang kurang menguntungkan. Aku semakin tak berarti di tengah perputaran keadaan. Apakah aku harus bertahan disaat ada orang yang lebih menguasai ragamu. Bahkan pikiranmu. Semoga tidak dengan hatimu.
Aku berharap dia telah lenyap dari jangkauan signal hatimu. Karena itu satu-satunya sumber kekuatanku.
Malam ini ingin kumaki dia yang terus berbicara tanpa kualitas. Ingin ku beri pelajaran hidup tentang bagaimana menghargai apa yang telah dia dapat kan dari sosok yang ku sebut kamu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar