Ratna Astutik

Ratna indri Guru di smpn 3 tongas kab probolinggo...

Selengkapnya
Navigasi Web
Surat pengunduran diri

Surat pengunduran diri

Surat pengunduran diri ini kubuat ketika hati sedang dalam kondisi kacau. Aku merasa sudah tidak mampu mengemban tugas sebagai wakil kepala sekolah yang sekaligus sebagai bendahara sekolah. Sebagai wakil kepala sekolah aku gagal dalam membina hubungan kekeluargaan diantara teman-teman walaupun itu bukan tupoksi sebagai wakasek, tapi alangkah indahnya suatu lembaga jika kekeluargaan terbentuk dengan baik. Hal itu dapat menambah semangat dalam bekerja, sedangkan sebagai bendahara pun aku juga gagal ternyata dibelakangku ada saja teman yang mengeluh tentang keuangan sekolah yang aku kelola. Padahal selama ini aku sudah berusaha terbuka dengan pengeluaran sekolah. Dalam tiap rapatpun aku jelaskan bahwa sebagai bendahara sekolah aku ingin berjalan sesuai dengan RKAS yang telah disusun bersama, kalaupun ada yang beranggapan aku saklek dan bahkan ada yang menganggap aku pelit nggeh monggo mereka bebas beragumen. Walaupun aku tidak pernah mendengar secara langsung hanya slentingan-slentingan dari teman ke teman saja sudah kuanggap rambu–rambu merah bagiku bahwa ada teman yang tidak sepaham denganku dan aku harus lebih terbuka lagi.

Masih teringat tahun 2016 yang lalu ketika tugas bendahara sekolah dilimpahkan kepadaku. tak terasa air mata ini meleleh, keberatan menerima tugas ini sudah berulangkali aku sampaikan kepada kepala sekolah. Tetapi kepala sekolah berulangkali mengatakan aku mampu menjalankannya. Betapa air mata ini tidak meleleh tugas sebagai wakasek sudah kupegang mengapa masih dibebani tugas bendahara sekolah sedangkan ASN tidak hanya aku saja masih ada 2 ASN lagi disekolah, walaupun pada akhirnya tugas-tugas itu aku terima dengan ikhlas dan bismillah semoga aku bisa. Tetapi hingga tulisan kubuat aku merasa benar-benar tidak mampu, satu contoh ketika timbul permasalahan yaitu ada satu teman yang sudah sepakat 6 hari masuk kerja tetapi sering dia tidak masuk kerja. Hal ini membuat griduh teman-teman yang lain sebagai wakasekpun aku dianggap kurang tegas karena dianggap tidak menegur, padahal aku sudah melakukan pendekatan dengan ngobrol di Wathsap alhasil karena dia mencari tambahan lain sebagai bapak baru harus mencukupi kebutuhan keluarga dan susu bayinya. Cara mencari tahuku memang tidak langsung menegur apalagi dengan cara meledak-ledak tetapi cara seperti itu dianggap tidak tegas.

Kondisi seperti itu yang membuat anggapan teman-teman yang lain muncul kalau wakaseknya mbelani sehingga berakibat kekompakan dan kekeluargaan mulai memudar dan bisa dilihat di hari sabtu kemarin tampak sekelompok teman berpakaian batik ungu sedangkan dijadwal berpakain bebas. Ingin rasanya aku bertanya kenapa bisa kompak berpakaian yang sama sedangkan aku tidak dikonfirmasi tetapi kutahan, hatiku berusaha husnudhon saja mungkin mereka lupa mengajakku berpakaian yang sama.

Kejadian-kejadian seperti itu yang membuatku tidak mampu mengatasi masalah yang timbul. Sehingga membuatku membuat dan mengusulkan surat pengunduran diri sebagai wakasek dan bendahara yang kemudian secara halus ditolak kepala sekolah yang baru 1 semester menjabat kepala sekolah di tempatku mengabdi.

Probolinggo, 23 Juli 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post