Aku Mundur Alon-Alon #tantangangurusiana hari ke30
" ...Aku mundur alon-alon mergo sadar aku sopo.. Mung digoleki pas atimu perih..."
Merasa tersentuh bagai sobat ambyar yang lagi patah hati. Mungkin potongan lirik lagu Ilux ID diatas mewakili perasaan saya. Ada rasa galau, ada rasa sedih, ada rasa menyesal namun segalanya harus dihadapi. Mengingat rasa yang mulai memudar dan hati yang tak bisa dipaksakan.
Ternyata semangat itu seperti masakan yang butuh kompor untuk bisa dinikmati hasilnya. Bila tidak ia akan tinggal cerita yang tak bermakna. Awalnya entah dari mana semangat itu timbul dan membakar rasa dan keinginan untuk terus menorehkan jejak dalam tantangan ini namun makin kesini semangat itu mulai pudar. Haruskah dicukupkan hanya sampai hari ke-30 ini? Karena jujur, bahwa sertifikat bukanlah hal yang saya butuhkan. Selama ini lebih kepada menguji kemampuan diri saja.
Maka ketika mendengar lirik lagu Ilux ID diatas, saya merasa tersadar bahwa saya bukan siapa-siapa. Bukan penulis yang hebat dan bisa menaklukkan tantangan. Saya hanya menulis dengan irama hati. Tak bisa dipaksa karena takut melukai.
Sepertinya saya akan pamit dari tantangan ini, terima kasih Guruku, gurusiana tercinta. Tunggulah tulisan-tulisan jujurku dengan irama hati tanpa hastag tantangan. Mungkin akan terasa lebih indah dan bermanfaat bagi pembacanya.
Salam cinta,
Wallahu A'lam Bishawab.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren bu..teruslah menulis dengan orama hati..Terkadang menulis karena diniatkan sekali untuk mengikuti tantangan menulis juga bisa membuat kita kehilangan sense.dan mood di hati..untuk menulis dengan hati..etapi..itu kalau saya ding yang baru belajar nulis ini..Kalau yang sudah penulis profesional sepertinya tetap bisa menulis meskipun hati sedang ambyar..
Iya bu Fitri, Klo saya lagi ambyar malah gatel pengen nulis. Hehe