LARUNG TUMPENG DI TELAGA SARANGAN (Bagian 2)
#TANTANGAN MENULIS HARI KE _21
#MAGETAN BEAUTY OF JAVA_9
Tumpeng raksasa dengan ukuran 2,5 meter lebih yang dikenal dengan nama tumpeng Gono Bau. Tumpeng raksasa terbuat dari nasi putih dengan segala uborampe atau pelengkapnya, dimasak dan dibuat secara gotong royong oleh penduduk Sarangan. Selain tumpeng Gono Bau juga ikut diarak tumpeng yang berisi Palawija, buah-buahan serta sayuran hasil bumi (Sawi, kobis, kacang panjang, wortel, tomat, cabe, terong, dan berbagai macam jenis sayuran lainnya) melambangkan kemakmuran dan kesuburan masyarakat Sarangan gemah ripah loh jinawi.
Prosesi Larung tumpeng dimulai dari pemberangkatan di depan Balai Kelurahan Sarangan, kurang lebih 500 meter utara Telaga Sarangan. Dalam perjalanan dari Balai Kelurahan Sarangan, peserta yang membawa sesaji dilakukan dengan berjalan kaki kecuali, beberapa pasukan yang naik kuda. Pasukan yang ikut kirab yaitu tumpeng Gono Bau dan tumpeng hasil bumi lainnya dipikul oleh 4 orang bahkan lebih disesuaikan ukuran dan berat masing-masing tumpeng. Setelah tumpeng dan pasukan berkuda belakangnya cucuk lampah, sesepuh adat, kepala kelurahan beserta ibu, barisan domas dari bagus dyah kabupaten Magetan, peserta memakai pakaian kejawen (pria wanita), prajurit (warga setempat), pembawa gamelan dan para pengunjung yang ikut berdesakan tidak mau kalah dengan tumpengnya. Kenapa, mereka hanya ingin mendapatkan spot foto yang terbaik.
Upacara Larung tumpeng dipusatkan di punden desa tepatnya sebelah timur telaga, di tempat inilah para Forkompimda Magetan, para perangkat desa, sesepuh, dan tokoh masyarakat serta para warga masyarakat berkumpul untuk mengadakan sesaji. Setelah semua sesaji diterima dan berdoa memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa oleh sesepuh desa, semua uborampe sesaji dibawa ke telaga untuk dilarungkan kecuali, sesaji yang berisi nasi tumpeng yang berukuran kecil, panggang, cok bakal, dan setakir bunga telon ditinggal di bawah pohon beringin yang ada di punden desa.
Pelarungan dilakukan dengan menggunakan perahu speedboat, Tumpeng Gono Bau, tumpeng hasil bumi dinaikan ke perahu dan diarak keliling telaga, diikuti speedboad yang ditumpangi oleh bapak bupati beserta ibu, tamu undangan, bagus dyah dan sesepuh desa lainnya. Setelah mengitari telaga, di tempat yang telah ditentukan tumpeng dilarung atau ditenggelamkan di tengah telaga, sementara para pengunjung di pinggir telaga akan sangat antusias mengabadikan momen setahun sekali tersebut. Telaga Sarangan atau dikenal juga dengan nama telaga Pasir, mempunyai luas sekitar 30 hektare dan berkedalaman 28 meter. Dengan suhu udara antara 15 hingga 20 derajat Celsius. Cukup sejuk untuk menjadi tujuan wisata bersama keluarga. Terletak di kaki gunung Lawu, 17 km dari kota Magetan kearah barat, yang dikelilingi hutan pinus hijau nan mempesona. Bagaimana tertarik berkunjung ke Telaga Sarangan?
Plaosan, 1 September 2020.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren Bunsay, adat dan kepercayaan yang unik membuat daya tarik suatu daerah... sukses selalu, salam
Betul sekali, skrg sdg digalakkan dan dipromosikan untuk menarik wisatawan lokal dan manca, trima kasih sdh berkenan membaca, salam
Mau bu....apa larung rumpengnya pada satu syuro jg bu
Larung tumpeng diadakan di bulan ruwah sebelum puasa ibu, kalau 1 syuro tradisinya lain lg yaitu ledhug suro sm andum bolu rahayu
Keren bu. Semangat literasi dan salam sukses
Trima kasih bu Yessy, salam literasi dan sukses juga buat ibu
Tertarik ...mudah-mudahan ada waktu dan kesempatan ya bu...apa lagi pas ada acara larung tumpeng
Aamiin, smoga dimudahkan, siapa tahu thn dpn bs dtg ke Magetan
Keren, Bu. Membaca reportase ini, seakan saya berada di sana.
reportasenya keren bun.... salam kenal yasudah di follow ya
Terima kasih, bu Rita sdh sy follow, salam kenal kembali
Bu Ratna saya pernah menginap di sekitar telaga sarangan pas malam tahun baru.... tidak terlupakan. Ingin lagi....
Iya pak, alhamdulillah ternyata sdh pernah berkunjung ke Sarangan, semoga lain kali bs ke Sarangan lg
Semangat berliterasi, sukses selalu kak
Aamiin makasih doanya dik
Tertarik banget Bu, ke Sarangan.....Semoga pas ke Sarangan , pas ada larung tumpeng.
Ruwah itu sebelum puasa bun, Insya Allah thn dpn sy kabari hehe