MBAH JOYO PENJAGA MALAM BALAI PERTANIAN (Bagian ke 2)

#TANTANGAN MENULIS HARI KE _30
Mbah Joyo akhirnya mengantarkan Lik Sumi yang mau tanggapan di desa sebelah. Mereka berjalan beriringan dan hilang di kegelapan malam. Bau melati dan tembang lingsir wengi sayup-sayup terdengar. Bulan purnama memancarkan keindahannya dengan sempurna, sayang jika dilewatkan dengan berdiam diri di dalam rumah.. Aku, adikku, dan Johan masih asyik ngobrol sambil duduk di lincak mbah Joyo. Sedangkan Deni dan Wiwit bermain dakon sambil sesekali mengambil jajanan milik mbah Joyo. Biasanya bapak menyuruh ibu untuk membuatkan kopi Mbah Joyo, tetapi malam ini bapak dan ibu masih pergi kondangan.
Angin kemarau berhembus kencang, menyapu ranting dan dedaunan kering. Udara dingin menembus tulang, suasana benar-benar sepi. Tiba-tiba telinga kami mendengar suara bel sepeda dan juga kayuhan pedal yang berderit, seolah menangis minta dipensiunkan atau diganti rantai yang baru. Kami serempak menoleh kea rah suara tersebut. Tampak pak Bardi memboncengkan Lik Sumi sedangkan di belakangnya mbah Karmo membawa kendang dan siter diikat di sepeda tuanya. Mereka berhenti sebentar sekalian istirahat. “Turun dulu Lik, capek aku.” kata pak Bardi berhenti tepat di depan kantor. Mbah Karmo mengikuti sambil menyeka peluh yang menetes, walaupun udara sangat dingin.
Kami berlima membelalakan mata dan hanya terdiam ketakutan, kalau ini Lik Sumi yang Bersama Mbah Joyo tadi siapa. Kuberanikan bertanya. “Lik Sumi sejak tadi apa bersama Pak Bardi?” “Iya kami mau tanggapan di desa sebelah mas, acara ledek jamnya agak malam.” jawab Lik Sumi membetulkan jaritnya. “Lha tadi sampeyan sudah ke sini to Lik, minta antar mbah Joyo ke tanggapan.” sela adikku. Mereka bertiga kaget dan mengatakan tidak mungkin, undangan hiburannya di atas jam 22.00. Biasa orang punya gawe pasti tirakatan atau melekan semalam suntuk. “Wahh gawat terus wanita yang mirip Lik Sumi itu siapa?” kataku bingung. Wiwit dan Deni mendengar kata-kataku langsung meloncat memeluk Johan.
“Tidak usah kuatir mas, Mbah Joyo sudah banyak pengalaman, makan asam garam kehidupan.” sela Mbah Karmo menenangkan kami. “Ya sudah kami berangkat lagi, siapa tahu di jalan bisa ketemu Mbah Joyo.” kata Pak Bardi sambil bersiap di atas sepeda tuanya. “Permisi ya mas mbak, kami duluan, sudah malam, kalian masuk rumah saja.” “Insya Allah Mbah Joyo tidak apa-apa.” Rombongan pengamen ledek itupun berlalu, krieet…krieet…krrrriiing…krrrriiing. Suara kayuhan pedal dan ruji sepeda berkarat membelah sunyinya malam.
Bersambung
Magetan, 10 September 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tambah keren...critanya njawani
Hmmm kok jadi merinding duuh tapi penasaran he he. Kereen ditunggu lanjutannya ya Bu. Salam sukses.
Trima kasih apresiasinya bun, alhamdulilah salam kembali
Makin seru dan serem...sukses Bun...ditunggu lanjutannya
Asyikkk trima kasih bun, siaapp makin merinding dehh
Horor juga nih..merinding, siapa yang bersama mbah Joyo?
Bacanya pas siang bun, biar tdk terlalu horor hehe, salam sukses, tunggu lanjutannya
Wow, serem yah Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Lumayan serem bun, setting thn 80 an saat listrik belum ada. Aamiin ya Rabbal alamin, barakallah
Duh...siapa ya yg bersama mbah joyo itu?Sereeem...
Sabar bun hehe tunggu episode lanjutannya
Mantap ceritanya bikin deg degan...takut..
Seremnya
Moga-moga mbah Joyo gak kenapa-kenapa.
Aamiin, Insya Allah manusia lbh tinggi derajatnya, dg berdoa pd sang Pencipta akan dijauhkan dari godaan setan yg menyesatkan
Aamiin YRA..insyaallah husnul khatimah
Cerpen yang indah..salam kenal.. follow back ya
Pas malam jumat nih Bu.....Hihi...TrUs yang sama mbah Joyo, siapa?
Alhamdulillah skrg sdh malam Sabtu hehe, gak jd horor, rahasia tunggu serial lanjutannya