TRADISI ANDUM BOLU RAHAYU
#REPORTASE
#TANTANGAN MENULIS HARI KE _10
#MAGETAN BEAUTY OF JAVA_3
TRADISI ANDUM BOLU RAHAYU
Setelah festival Ledhug Sura dilaksanakan, maka puncak acara tradisi ini adalah Andum Bolu Rahayu. Di reportase kedua ini akan dibahas tradisi Andum Bolu Rahayu. Apa sebenarnya Andum Bolu rahayu tersebut? Andum dalam Bahasa Jawa mempunyai arti berbagi. Sedangkan Bolu rahayu adalah sejenis jajanan khas Magetan berbentuk bulat sebesar telur ayam, kalau dimakan agak seret makanya ada juga yang menyebut roti seret. Tradisi Ledhug Suro dan Andum (berbagi) Bolu Rahayu, merupakan salah satu tradisi yang masih dilestarikan dan dijaga hingga saat ini,. Masyarakat dan wisatawan bisa menyaksikan dua tradisi ini digelar di alun-alun kabupaten Magetan,
Kirab Nayaka Praja dan kirab Bolu Rahayu adalah puncak acara dari rangkaian kegiatan yang digelar selama beberapa hari di alun-alun Magetan. Kirab andum berkah bolu rahayu itu dimulai pukul 14.00 siang sampai dengan pukul 16.00 sore. Alun-alun kota Magetan sudah dipenuhi oleh masyarakat yang ingin menyaksikan dan berebutan mengambil roti bolu yang diarak menuju tengah alun-alun.
Roti bolu pada tradisi ini menjadi bintang, tidak tanggung-tanggung ribuan roti bolu yang dibentuk miniatur gamelan, gunungan, dan bedug langsung ludes diserbu oleh masyarakat dan juga wisatawan. Mereka beranggapan bahwa dengan memakan bolu rahayu (rahayu dalam Bahasa Jawa mempunyai arti sehat, selamat) tersebut mengharapkan keberkahan dari Allah SWT, serta Magetan menjadi daerah yang gemah ripah loh jinawi, subur makmur tidak kurang pangan dan sandang.
Rombongan kirab terbagi menjadi dua kelompok yaitu kirab nayaka praja dan kirab bolu rahayu. Menurut kajian sejarawan Magetan bahwa nayaka praja sebagai gambaran seorang pemimpin atau bupati yang memegang tampuk kekuasaan dalam pemerintahan. Maka dari itu Bupati Magetan beserta rombongan akan berjalan dari pendopo Suryagraha menuju alun-alun diikuti oleh kelompok petugas yang membawa bolu rahayu yang sudah dibentuk aneka rupa. Sementara masyarakat yang dari siang sudah tidak sabar menunggu dan juga takut tidak kebagian makanya langsung rebutan mengambil bolu tersebut. Itu semua tidak terlepas dari rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan merasa wajib mempromosikan wisata budaya sekaligus mengangkat citra roti bolu. Roti yang tidak kalah dengan buatan pabrik dan menjadi salah satu oleh-oleh yang wajib dibawa pulang oleh para wisatawan.
Sukomoro, Jumat 21 Agustus 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Baunya khas diberi irisan daun jeruk..
Betul mulai harga 250, 300 sampai 500 rupiah, jajanan rakyat
Keren. Pertahankan budaya jgn biarkan terkikis oleh jaman
Salam kenal ibu Irma, betul sekali tugas kita melestarikan budaya sendiri
Nggak ada gambarnya ya bu?
Menghilang setiap mau diupload bun hehe, sedih sampai baca d fb group kalau msh maintenane
Tradisi yg perlu dileatarikan. Keren bunda
Trima kasih Ibu Yulia, salam literasi