Nia dan Edo pasangan yang istimewa. Siapa saja yang melihat mereka akan berdecak kagum. Sebagai seorang istri, Nia nyaris sempurna. Perempuan cerdas kulit kuning langsat berwajah melankolis itu rela meninggalkan pekerjaannya demi suami tercinta dan putri semata wayang. Sejak peristiwa keguguran yang ketiga kalinya, Nia divonis tidak dapat mengandung lagi. Sejak saat itu dia mencurahkan segalanya demi keluarga. Begitu pula Edo, pengusaha tangguh nan tampan itu selalu mencurahkan perhatiannya kepada mereka. Papa yang selalu ada saat sang putri ingin bermanja, suami yang penuh tanggungjawab penuh cinta. Namun ada sesuatu yang selalu mengganjal di hati Nia, keinginan Edo memiliki seorang putra.

Malam sudah larut, tapi dia belum pulang. Nia tidak dapat memejamkan mata sedetikpun. Berulang kali dia melihat gawainya. Tidak ada pesan ataupun panggilan dari Edo. Tiba-tiba terdengar suara dari ruang tamu. Pasti mas Edo, hati perempuan cantik itu menjadi tenang. Segera ia keluar kamar. Alangkah terkejutnya Nia saat melihat Edo tidak pulang sendiri. Seorang perempuan muda yang sangat cantik menggandeng tangannya mesra . “Sayang, maafkan aku”, Edo berusaha meraih tangannya. Nia menampik tangan Edo. Kerongkongannya tercekat, tak mampu berkata-kata. Ternyata selama ini suami yang dia percaya sepenuh hidupnya telah mencintai perempuan lain. “Keluaar dari rumahku!”, jerit Nia sambil menarik paksa perempuan itu. Dia tak bergeming. Mereka malah tertawa berdua. Seolah menanggap dia tak ada. Nia kembali menangis sejadi-jadinya. Hatinya hancur.

“Ma, Mama, Mama!”. Suara tangis pilu Nia masih terdengar terisak-isak. Edo mengguncangkan tubuh perempuan cantik itu. “Sayang,,kamu mimpi apa?” Edo menatap penuh kasih istri tercintanya.

Langsa, 12 Nopember 2020

#Tagur H12

#Gurusiana

#SalamLiterasi