puisi
Kuntum Bertaburan
(Untukmu yang telah mengajarkanku cinta, juga ketegaran hidup, mengenalkan aku pada cinta Allah SWT serta Nabi Muhammad SAW, bukan hanya tentang hidup, namun juga tentang kematian, Agama itu bukan hanya nyawa hati, tapi juga nafas hidup di dunia serta nafas kelak di akhirat)
Mawarku tak lagi berkembang menawan hati
Manakala senyummu tak kan pernah hadir menemani hari-hariku
Menikmati indah mentari
Memandang mesra gugusan bintang
Menyapa rembulan saat purnama
Membayang di keheningan malam
Untukmu yang tlah menanamkan cinta
Meniti langkah yang terkadang melelahkan
Dalam menggapai asa menuntun di kedalaman hidup
Tak pernah beranjak dalam doa
Yang ‘kan menjaga ketenangan hati
Sejuk dan teduh tatapanmu yang bening
Menyentuh di relung jiwa
Dekapan hangatmu masih terasa
Saat hidup ini menyajikan butiran-butiran yang mengalir lewat sudut mataku
Sapamu begitu lembut, menenangkan hati
Bagaimana mungkin aku melupakanmu
Meski mengingatmu buat hatiku pilu
Hanya doa yang kuharap bisa mengikat
Kala semua perkara tlah terputus
Doa yang menjadi penghubung beda alam
Kutaburkan mawar di pusaran bumi
Kini mawarku bertebaran menghiasi
Cinta yang tak kan pernah putus
Cinta yang anggun, penuh kasih sayang
Tegar menapaki langkah
Cinta mengasuhku saat pertama
Kuhirup dunia luas
Hingga
Saatnya Dia memanggilmu tuk slamanya
Mengenangmu buatku tak kuasa menahan duka
Mengenangmu hatiku rapuh
Doaku tuk wanita yang tak kan dapat tergantikan
Kini dikala kusendirian, tak da agi yang kan menemaniku berbincang hangat
Penuh kemesraan juga kasih sayang
Dalam dekat hati yang merindukan sosok tegarmu
Dalam dekap jiwa yang memberi kehangatan rasa
Menyentuh jiwa yang kadang gersang akan nasihatmu
Sungguh, kesendirian ini juga mengajarkan tentang kemandirian
Keteguhan, kekuatan, kesabaran, kedewasaan berpikir, serta kematangan jiwa
Aku tak boleh rapuh, melangkah menapaki hidup
Tak boleh putus asa untuk menggapai asa meraih masa depan gemilang
Mawarku yang indah
Mengajarkanku cinta, semangat hidup, kasih sayang, suka duka
Mengingatkanku bahwa waktu pasti kan berakhir di dunia fana
(Penulis adalah peserta literasi gurusiana Surakarta)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mohon komentarnya untuk kritik serta saran untuk kebaikan tuisan saya ini terima kasih :-)