HILANGNYA JIMAT SUAMI

Karya : Ratna PU

#Tagur365_H1

Hari senin adalah hari yang sering dianggap sebagian orang hari yang melelahkan, mungkin karena harus mulai aktifitas bekerja setelah libur di hari sabtu dan minggu. Seperti halnya saya, hari ini cukup melelahkan, setelah seharian bekerja di luar rumah dan lanjut dengan pekerjaan rumah cukup menguras energi. Setelah sholat maghrib suami melanjutkan pekerjaan di ruang sebelah, si bungsu bermain di luar, si sulung dan si kakak nomor dua belajar di kamar masing-masing, sedangkan saya rebahan di depan televisi.

Sedang menikmati pewe alias posisi wenak tiba-tiba adik ipar yang berada pulau Bali telefon mengabarkan bahwa ibuk mertua yang tinggal bersama kakak ipar yang juga tinggal di Bali meninggal dunia. Innalillahi wa innailaihi roji’un, hanya kalimat itu yang bisa terucap. Setelah mengucapkan terima kasih dan menutup telefon, ku panggil suami dan ku peluk suami lalu berbisik bahwa mamak-panggilan suami ke ibunya- telah meninggal. Suami terdiam sejenak kemudian berbisik jimatku sudah hilang semua.

Bapak dan Ibu mertua adalah jimat bagi suami. Jimat yang senantiasa mendoakan suami, saya, dan anak-anak kami. Bapak mertua meninggal sepuluh tahun yang lalu, hari ini ibu menyusul. Semoga bapak dan ibu bertemu di JannahNya, diampuni segala dosa-dosanya, dan diterima segala amalannya.

Berbahagialah teman-teman yang orang tuanya masih ada, yang masih memiliki jimat yang senantiasa mengalirkan do’a-do’a di setiap nafasnya. Sayangilah mereka, kunjungi mereka sesering mungkin, bila berjauhan telfon atau video call. Ungkapkan rasa sayang, jauhkan gengsi agar tidak menyesal nanti.

Salam bahagia dan sehat selalu.