Ratna Sari Dewi Harahap

Ratna Sari Dewi Harahap, S.Pd, lahir di Jakarta pada 28 Maret 1983. Putri pertama pasangan M.O Harahap dan Nuraini Siregar ini mengenyam pendidikan dasar di SDN...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bersama SAGUSABU, Mekarlah Karyaku

Bersama SAGUSABU, Mekarlah Karyaku

Saya ingin menulis buku faksi, tepatnya novel, berdasarkan kisah nyata yang saya temui. Sebagai seorang guru di sebuah sekolah menengah atas, saya menemukan beragam kisah tentang pengalaman sebagai pendidik dan siswa-siswa saya. Saya sangat tertarik membawa kisah siswa-siswa yang saya temui untuk ditulis. Pengalaman mereka memberikan saya banyak inspirasi untuk diramu menjadi tulisan. Saya berpendapat kisah tersebut sangat berpotensi untuk dibaca oleh remaja secara umum. Saya juga berpikir bahwa novel tersebut nantinya cukup menarik untuk dibaca oleh kalangan umum. Karena kisah tersebut mengandung pembelajaran hidup dan pesan moral yang tersirat. Menurut saya dengan begitu, kita dapat saling menasehati dalam kebaikan, sebagai salah satu anjuran agama, tanpa terkesan menggurui. Ketika saya masih kanak-kanak sampai remaja, membaca merupakan kesukaan saya selain cokelat. Kesukaan umumnya perempuan. Saya suka membaca komik dan cerpen. Bahkan beberapa komik dan cerpen dengan kualitas kemampuan usia saya pada waktu itu pernah saya hasilkan. Namun seiring waktu dan kesibukan yang bertambah, membaca dan menulis mulai menjadi sesuatu yang dipaksakan dan bukan lagi karena kebutuhan. Namun suatu ketika, hati saya terketuk saat membaca sebuah ulasan seorang pengarang novel yang terkenal bernama Laura Ingalls Wilder. Novel yang ia tulis sangat terkenal setelah dijadikan film serial keluarga yang berjudul “Little House on the Prairie”. Film serial keluarga tersebut tayang di TVRI di tahun 90an dan merupakan tayangan popular yang di nanti keluarga-keluarga di Indonesia masa itu. Novel tersebut merupakan karya perdananya yang ia mulai tulis pada usianya diatas 60 tahun dengan judul asli “Little House”. Fakta tersebut membuat saya sadar bahwa memulai menulis tidak mengenal usia. Sebuah novel perdana dan di tulis di usia senja telah membawa seorang Laura Ingalls Wilder terkenal di dunia. Lalu alasan apa yang membuat saya berputus asa dan berhenti menulis. Pucuk di cinta ulam pun tiba, awal tahun 2018 saya dimasukkan ke group whatsapp kelas menulis Bungo. Melalui kelompok ini saya memperoleh informasi dan pengalaman rekan-rekan guru dalam menulis. Melalui media kelompok ini, saya pun mendaftarkan diri di program pelatihan menulis Satu Guru Satu Buku (SAGUSABU). Dengan harapan setelah mengikuti kegiatan SAGUSABU ini saya akan mulai termotivasi kembali untuk membaca dan menghasilkan karya yang memberikan manfaat. Semoga. (Penulis adalah Peserta SAGUSABU kabupaten Bungo) #tayangulangtulisanperdanadiakunlama

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Proud of your achievement, dear. Keep up the good work

13 Mar
Balas

Thanks alot ma'am. Coz you who take me in 'Grup Menulis Bungo' that time.

13 Mar



search

New Post