Tantangan gurusiana hari ke 294

Berangkat dari rumah begitu semangatnya. Baru satu jam di perjalanan perut Wiwi mulai bereaksi.

Antimo yang di minum menjelang berangkat tidak mempan sama sekali. Begitu juga dengan salompas yang menutup pusar Wiwi tidak ada pengaruhnya. Keringat dingin mulai mengucur di seluruh tubuh Wiwi. Badannya menggigil kedinginan. Wajahnya pucat putih hampir seperti kapas. Tubuhnya mulai tak berdaya.

Rombongan yang ikut pun turut prihatin melihat kondisi Wiwi. Mereka memberikan pertolongan pertama. Memoleskan minyak kayu putih ke seluruh tubuh Wiwi. Memijit-mijit kaki dan dahi Wiwi. Rasanya Wiwi sudah separuh pingsan dan tak bisa di ajak bicara lagi.

Pertanyaan mereka Wiwi jawab dengan isyarat saja. Kalau jawabannya tidak. Wiwi gelengkan kepalanya sedikit. Kalau jawabannya iya Wiwi menganggukkan kepalanya. Kalau berbicara dan bergerak rasanya isi perutnya ingin keluar semuanya.

Mereka yang pergi merasa menyesal mengajak Wiwi.

Setelah di lumuri minyak kayu putih badan Wiwi mulai sedikit membaik. Wiwi sudah mulai bisa sedikit tersenyum. Tenaganya mulai pulih namun kepalanya masih terasa berat dan pusing.

Ingin rasanya tak melanjutkan perjalanan lagi. Ingin rasanya Wiwi pulang sendiri naik bus. Biar bisa istirahat di rumah.

Itu tentu saja tak mungkin terjadi. Pasti saudaranya tak mengizinkannya untuk pulang sendiri. Dengan terpaksa Wiwi bertahan dengan kondisinya saat itu.

Padahal tujuannya untuk bersenang-senang. Ingin pergi menghibur diri. Tapi malah sebaliknya. Dengan terpaksa Wiwi tidur saja di mobil selama dalam perjalanan.

Bersambung

Salam literasi

Solok, 03 Mei 2021