Cahaya Kehidupan (part 168)
Tagur hari ke 329
Hampir menjelang waktu ashar masuk Wiwi baru bisa pulang. Setelah berjuang dan berdesak- desakan di kantor Dinas Pendidikan dengan ratusan guru yang ikut lulus tes CPNS.
Hati Wiwi bahagia sekali setelah tahap pemberkasannya telah di acc dan di nyatakan lolos oleh Dinas Pendidikan. Tinggal saatnya Wiwi menunggu SK CPNS nya di terbitkan.
Dalam angkot yang di tumpanginya ada beberapa teman sesama guru yang sama-sama baru pulang juga. Bahan mereka juga sudah di terima dan di nyatakan lolos.
"Baru lega rasanya," begitu kata mereka. Karena sudah sekian lama berkutik menyiapkan segala bahan pemberkasan mereka. Yang begitu sangat menyita waktu dan tenaga mereka. Sampai-sampai keluarga mereka ikut terlantar, terutama anak-anak mereka.
Apa yang mereka rasakan sama dengan yang Wiwi rasa. Satu lagi beban berat itu terasa baru saja lepas dari dirinya. Walaupun masih ada tahap-tahap berikutnya yang akan menanti mereka.
Saat di dalam angkot entah kenapa Wiwi merasa ada yang aneh dengan dirinya. Keringat dingin mengucur membasahi tubuhnya. Kepalanya terasa pusing dan sedikit berat. Perutnya pun terasa mual- mual.
Setelah Wiwi ingat-ingat ternyata perutnya belum sempat di isi dari pagi. Karena pagi itu Wiwi terburu-buru berangkat ke sekolah. Tiba di sekolah setelah menyiapkan tugas yang akan di tinggal untuk muridnya. Dia pamit dan buru-buru berangkat menuju kantor Pengadilan Agama. Setelah masalahnya selesai di kantor Pengadilan Agama. Dia pun langsung menuju ke kantor Dinas Pendidikan.
Sewaktu di sana dia ingat cuma sempat shalat zuhur. Dan segera kembali ke bagian tempat pengumpulan berkas yang di bawanya.
Seperti yang di lakukan juga oleh guru-guru yang lain. Karena takut antrian nama mereka tergantikan oleh yang lain. Terpaksalah mereka menunggu dengan sabarnya di sana.
Itulah yang terjadi dengan Wiwi. Setelah semua urusannya selesai barulah dia menyadarinya.
Kondisi tubuhnya semakin tidak stabil. Keringat dingin terus mengucur di badannya. Perutnya pun terasa ingin memuntahkan semua isi yang ada di dalamnya.
Angkot pun bergerak terasa lamban sekali. Wiwi pun mencoba menyandarkan tubuhnya di jok angkot. Dan berusaha membuka lebar kaca jendela angkot.
Udara yang masuk lewat jendela angkot pun dapat membuat sedikit perasaan Wiwi terasa nyaman. Sambil dalam hatinya dia terus berzikir. Karena dia tidak ingin terjadi apa-apa dengan dirinya sebelum dia sampai di rumah.
Angkot pun terus melaju dan terasa pelan sekali.
Bersambung
Salam literasi
Solok, 08 Juni 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wiwi perjuanganmu masih panjang, semangat dan terus kuat
Mksh admin