Tagur hari ke 334

Sambil menunggu bidan datang. Keluarganya membujuk Wiwi agar mau makan nasi. Supaya Wiwi bertenaga dan tidak terlalu lemas seperti saat itu.

Wiwi pasrah ketika Arumi mencoba menyuapi nasi ke mulutnya. Namun apa yang terjadi, sebelum nasi sampai ke mulutnya. Perutnya terasa bergulung-gulung dan ingin muntah.

Wiwi langsung menggelengkan kepalanya, menolak karena tidak mau makan. Dia menyuruh agar Arumi menjauhkan nasi dari hadapannya.

Sebenarnya Wiwi berkeinginan untuk makan.Tapi perutnya sudah tak mau menerima apa pun yang di masukkan. Apa yang di makannya langsung di muntahkan kembali.

Semua bersedih dan sangat mencemaskan keadaan Wiwi.

Tak lama menunggu bidan pun datang. Setelah mengucapkan salam. Bidan desa yang di jemput oleh saudara Wiwi langsung di ajak masuk ke kamar Wiwi. Bidan pun langsung memeriksa keadaan Wiwi. Mengukur tekanan darah Wiwi.

Setelah di periksa oleh bidan. Ibu Wiwi menanyakan keadaan Wiwi kepada bidan tersebut. Dan bidannya mengatakan, Wiwi hanya kelelahan dan sedikit mengalami stres karena ada yang di pikirkannya. Itu juga yang mengakibatkan nafsu makannya hilang. Bidan tersebut berpesan agar Wiwi beristirahat dengan cukup.

Lalu bidan tersebut pamit pulang ke rumahnya. Sambil berpesan kembali pada keluarga Wiwi agar menjemput resep obat untuk Wiwi ke kliniknya. Mudah-mudahan dengan meminum obat yang di berikan bidan tersebut Wiwi bisa sembuh.

Keluarganya pun begitu, sangat berharap sekali, agar Wiwi segera sembuh.

Begitu juga dengan Wiwi, dia pun terus berdo'a dan berusaha agar segera sembuh.

Sakit yang di rasakan Wiwi saat itu adalah teguran untuk dirinya. Agar lebih memperhatikan kesehatan dirinya sendiri. Agar jangan terlalu memforsir tenaga. Seperti yang di lakukannya selama ini. Bekerja tanpa kenal lelah. Akibatnya baru mulai di rasakannya saat itu.

Bersambung

Salam literasi

Solok, 13 Juni 2021