Cahaya Kehidupan (Part 227.Tagur 393)
Tagur ke 395
Ketika di perjalanan mereka bertemu dengan peserta Diklat lainnya. Para peserta Diklat tersebut berasal dari berbagai daerah yang ada di Kabupaten Wiwi tinggal. Dan peserta dari berbagai instansi. Ada dari bidang Pendidikan, Kesehatan, Satpol PP dan lain sebagainya.
Beruntung sekali para peserta Diklat yang di antar pakai kendaraan pribadi. Karena banyak sekali kendaraan pribadi yang lalu lalang masuk kawasan itu. Tentu mereka tidak susah seperti mereka.
Beda dengan mereka yang harus berjalan kaki sampai masuk ke kawasan itu. Dengan membawa beban yang begitu beratnya.
Selama di perjalanan Wiwi dan Anne saling bertukar cerita. Mereka menceritakan tentang keluarga mereka masing- masing.
Wiwi pun tanpa rasa ragu menceritakan semua tentang keluarganya. Tentang anaknya, tentang statusnya saat itu.
Begitu juga dengan Anne tanpa rasa ragu pula ikut menceritakan tentang keluarganya. Mereka saling terbuka. Seakan mereka sudah berteman lama saja. Tak ada yang mereka tutupi lagi tentang keadaan mereka.
Ternyata Anne juga pernah di tinggal pergi oleh suaminya yang pertama. Suaminya yang pertama sudah meninggal dunia akibat kecelakaan dua tahun yang lalu. Dan Anne memiliki dua orang anak dari suaminya itu.
Jarak satu tahun setelah suaminya meninggal. Lalu Anne menikah lagi. Dan melahirkan satu orang anak lagi dari suaminya yang kedua. Anak Anne sekarang sudah berjumlah tiga orang.
Ternyata mereka pernah sama senasib, yang di tinggal pergi oleh suami mereka. Begitulah kehidupan pahit yang pernah sama-sama mereka alami.
Saat bercerita tentang keluarga mereka, ada suatu rasa yang sama-sama mereka rasakan. Dan rasa itu terpaksa mereka pendam sendiri. Rasa rindu itu tiba-tiba saja datang melanda hati mereka.
Mereka teringat akan anak-anak mereka yang tinggalkan di rumah untuk beberapa hari ini. Mereka harus bersabar menahan rasa itu. Karena yang yang mereka hadapi saat ini. Adalah suatu tantangan untuk masa depan mereka juga. Terutama untuk anak-anak mereka tersebut.
Ketika itu anak Anne yang bungsu ternyata baru berumur 11 bulan. Dan saat itu anaknya masih kuat-kuatnya minum ASI.
Tapi apa boleh buat untuk saat ini. Dengan terpaksa harus di beri susu bantu selama Anne ikut Diklat Prajabatan ini.
Hari pun sudah hampir sore. Cuaca dingin pun sudah mulai terasa. Itu tak membuat mereka berhenti berjalan. Mereka terus berjalan.
Tak terasa dengan bercerita selama di perjalanan. Ternyata mereka sudah sampai saja di gerbang gedung tempat pelaksanaan Diklat Prajabatan itu. Yang letaknya bersebelahan dengan gedung DEPNAKER.
Hati Wiwi dan Anne sangat senang sekali. Rasa letih dan lelah sudah tak terasakan lagi oleh mereka. Hanya ucapan " Alhamdulillah" yang keluar dari mulut mereka.
Mereka pun terpaksa berpisah setelah memasuki gedung tersebut. Karena mereka harus mencari tempat penginapan mereka masing-masing.
Waktu pun terus berputar.
Bersambung
Salam literasi
Solok, 12 Agustus 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cerpen keren
Mksh bun...salam literasi
Sukses ya Wi
Alhamdulillah....bahagia Wiwi sekarang
Mksh admin
Mksh admin
Mksh bucan ku...salam literasi
Mksh admin