Cahaya Kehidupan(part 238.tagur 348)
Tagur hari ke 408
Hujan gerimis pun sudah mulai turun di saat Wiwi akan memasuki rumahnya. Ketika itu jam sudah menunjukkan jam 20.30 Wib.
" Assalamualaikum", Wiwi mengucapkan salam dengan sedikit berteriak.
Tak ada suara terdengar yang menjawab salamnya.
Wiwi terus masuk ke dalam rumahnya.
Dan orang yang pertama kali dicarinya adalah ibunya. Wiwi melihat ibunya ada di ruang tengah rumahnya. Beliau sedang duduk di tikar sambil mengupas bawang.
Wiwi langsung bersalaman dan mencium tangan ibunya. Entah kenapa tiba-tiba air matanya langsung menganak sungai. Dan siap untuk mengalir membasahi pipinya.
Entah mengapa setiapkali dia menyalami ibunya. Orangtua satu-satunya yang dia punya saat itu. Orangtua yang selama ini ikut berkorban dan ikut susah karena dirinya dan keempat anaknya. Baik dalam keadaan apa pun juga. Rasanya ingin mengeluarkan airmata saja saat mencium tangan ibunya itu.
Untung Wiwi segera menyadarinya, dia pun segera mengusap air matanya. Wiwi tidak ingin dengan kepulangannya itu membuat suasana berubah menjadi sedih.
Seharusnya dia merasa bahagia dan bersyukur saat itu. Karena bisa pulang dan berkumpul dengan keluarganya. Walaupun cuma satu malam saja.
Rasa rindu pada ibunya saat itu terobati sudah.
Ibu Wiwi kaget dengan kedatangan Wiwi yang tiba-tiba dan dalam keadaan badan yang basah kuyup.
" Kamu kehujanan di mana Wi ? Kok sampai basah kuyup begini," ibunya bertanya sambil melihat ke pakaian Wiwi yang basah.
Belum sempat Wiwi menjawab ibunya sudah berkata lagi.
" Ayo, sana ganti baju dulu ! Ntar kamu masik angin, karena kelamaan pakai baju basah," Kata ibunya menyuruh Wiwi untuk segera mengganti bajunya yang basah.
" Iya bu, aku ganti baju dulu ya bu," kata Wiwi segera beranjak dari tempat ibunya.
Wiwi segera memasuki kamar yang di tempatinya bersama anak-anaknya. Anak-anaknya yang sedang berada di kamar saat itu berhamburan memeluknya.
Mereka sangat senang sekali melihat ibunya pulang.
Tiba-tiba terdengar suara ibu Wiwi memanggil Arumi dari luar.
" Rum, Rumi ! sini sebentar," kata ibu Wiwi.
Arumi segera keluar kamar di ikuti oleh yang lainnya. Begitu juga dengan Wiwi ikut keluar kamar sekalian membawa baju gantinya.
Sesampai di tempat neneknya Arumi berkata. " Ada apa nek, nenek memanggil Rumi ?"
" Masak air dan buatkan segelas teh hangat untuk ibu mu," kata neneknya pada Arumi.
" Iya nek," Arumi menyahut. Sambil berlalu ke dapur merebus air untuk segelas air teh.
Tak lama Arumi pun selesai dan membawa segelas teh hangat untuk ibunya.
Begitu juga dengan Wiwi saat itu. Dia juga telah siap mengganti bajunya yang basah dengan baju lengan panjang dan sedikit tebal. Gunanya untuk menghangatkan tubuhnya yang masih merasa kedinginan.
Lalu Wiwi menyeruput teh hangat yang di suguhkan oleh Arumi.
Setelah badannya terasa mulai sedikit hangat. Wiwi pamit pada ibu dan anak-anaknya. Dia beranjak dari tempat duduknya dan segera ke kamar mandi untuk berwudhu.
Wiwi segera melaksanakan shalat isya yang belum sempat dia laksanakan.
Sedangkan anak-anak dan ibunya masih setia menunggunya di luar kamarnya.
Waktu pun terus berlalu. Jam di dinding pun tak pernah berhenti berputar.
Bersambung
Salam literasi
Solok, 25 Agustus 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cerpen keren
Mksh admin
Mksh bun
Semangat ya Wi
Mksh bun
Mksh admin