Guruku
Tagur hari 416.
Duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Saat itu pula lah aku mulai mengenal pembelajaran Bahasa Inggris.
Sulit memang. Karena itu merupakan pelajaran baru bagi murid yang baru duduk di bangku kelas I SMP pada zaman itu.
Sewaktu masih duduk di bangku Sekolah Dasar di daerah ku. Belum ada mata pelajaran Bahasa Inggris untuk murid SD.
Minggu pertama duduk di bangku SMP kelas satu.
Semua murid kelas satu baru sudah mendengar isu. Bahwa guru Bahasa Inggris yang akan mengajar di kelas 1 tersebut. Gurunya sangat terkenal dengan sifat galaknya.
Murid kelas satu termasuk aku sendiri menjadi ketakutan mendengarnya. Tapi mau di apakan lagi. Kami harus mematuhi peraturan yang ada. Dan harus menerima guru yang akan memberi pelajaran di kelas kami.
Seminggu, dua minggu berlalu, kami belum merasakan apa yang di isukan itu. Masih terasa biasa saja.
Tapi setelah minggu ke empat. Di awal pembelajaran masih biasa saja. Guru tersebut menjelaskan kepada semua murid kelas pembelajarannya hari itu. Dan di harapkan semua murid harus memperhatikan saat guru tersebut menerangkan pelajarannya . Separoh jam pelajaran Bahasa Inggris. Guru tersebut mulai memberikan pertanyaan kepada muridnya.
Yang pertanyaannya.
Apa perbedaan antara They dengam We ?
Semua murid mulai terdiam sambil memikirkan jawabannya. Saat melihat semua murid hanya diam membisu.
Sifat asli guru tersebut mulai muncul. Berbagai perkataan yang tak masul akal mulai keluar dari mulutnya. Bla...bla...
Kami semua semakin ketakutan. Karena pertanyaan yang di berikan itu baru hari itu di pelajari.
Mungkin karena kurang fokus saat guru menerangkan pelajarannya. Atau mungkin belum mengerti sama sekali. Atau takut kena marah bila sampai salah memberi jawaban .
Sampai detik-detik pembelajaran berakhir. Masih belum ada yang berani memberi jawaban.
Kebetulan waktu itu aku terpilih sebagai ketua kelas. Ku coba memberanikan diri menjawabnya. Ku awali dengan mengangkat tangan. Sambil berkata," Bu guru. Saya akan mencoba menjawabannya bu" kata ku sambil mengangkat tangan.
"Ayo, silahkan kamu jawab," beliau berkata sambil melihat ke arah ku.
Belum apa-apa tubuhku sudah mulai gemetar. Pikiran ku pun jadi tak menentu. Ada sedikit penyesalan yang ku rasakan saat itu. Karena sudah berani mengangkat tangan.
Akhirnya tanpa memikirkan salah betulnya dengan jawabanku. Dengan suara yang sedikit parau karena efek dari rasa ketakutan yang sangat berlebihan.
" They artinya Mereka..buk. Si pembicaranya tidak ikut termasuk ke dalam kelompok yang di bicarakan." kata ku mulai memberi jawabannya dengan sedikit terbata-bata.
Baru satu jawaban yang aku berikan. Entah betul atau salah jawabannya. Tiba-tiba saja darah keberanian ku muncul begitu saja.
Seluruh murid di kelasku mulai sedikit tegang. Sambil terus menatap ku.
" Lanjutkan jawaban mu !" kata guru Bahasa Inggris ku itu. Suara lantang dan tegas guru Bahasa Inggris ku itu. Begitu sangat menakutkan ku.
Namun ku coba berusaha menghilangkan rasa takut itu. Dan kembali berkata.
" Sedangkan We artinya Kami, buk".
Kata ku sambil menundukkan kepala.
" Orang yang berbicara atau si pembicara termasuk dalam kelompok yang di bicarakan."
" Begitu buk," kata ku sambil mencoba mengangkat kepala.
" Mengapa kamu tidak memberikan jawabannya dari tadi," guru Basaha Inggris ku kembali berkata.
Membuat nyali ku ciut lagi.
" Aku takut buk.Takut nanti salah menjawabnya buk," kata ku sambil kembali menundukkan kepala.
" Karena kamu sudah berani memberi jawaban, kamu boleh berstirahat " kata guru ku seakan mengusir ku dari kelas. Sambil menunjuk ke arah pintu.
" Sekalian ajak semua teman kamu untuk beristirahat,"
Beliau berkata dan menyuruhku untuk mengajak semua teman sekelas ku untuk beristirahat.
Lega rasanya setelah di luar kelas. Teman-teman ku berterima kasih pada ku. Karena sudah melindungi mereka dari kemarahan guru Bahasa Inggris.
Semenjak kejadian itu. Semua murid kelas ku tidak ada lagi yang berani bermain-main di jam pelajaran Bahasa Inggris.
Aku pun tidak pernah takut lagi pada beliau. Beliau sempat menguji mental ku. Dan semenjak kejadian itu. Aku termasuk salah satu anak kesayangan beliau.
Semenjak saat itu aku dan teman sekelas ku jadi semakin rajin belajar. Begitu juga untuk semua mata pelajaran yang ada.
Terima kasih guru ku. Karena bimbingan mu mental ku bisa kuat sampai saat ini.
Salam literasi
Solok, 12 September 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Guruku idolaku
Mksh bun...benar y bun...Sebaiknya judulnya Guruku idola ku..salam sehat dan salam literasi bun
Mksh admin