Pejuang Rupiah 13
Tagur ke 444
Sedang asyiknya mereka bercerita, pintu gerbang kembali di buka oleh Pak Satpam.
Mira dan teman-teman barunya sangat berharap interview segera di mulai. Untuk memastikan terima tidaknya mereka di perusahaan itu.
Seandainya tidak di terima di perusahaan itu. Mereka akan mencoba ke perusahaan lain yang sedang ada lowongan pekerjaan.
Itu yang mereka ceritakan bersama. Mereka sepakat akan melamar pekerjaan ke tempat lain. Seandainya lamaran kerja mereka tidak diterima.
Satu-persatu mereka di panggil untuk di interview. Mereka yang belum terpanggil harus menunggu antrian dengan sabar.
Melihat wajah yang keluar setelah siap di interview wajahnya kelihatan senang sekali. Ada secercah harapan yang mereka bawa dari dalam, setelah di interview. Mereka memberitahukan, bahwa perusahaan saat ini sangat membutuhkan banyak karyawan.
Mereka berharap pelamar yang datang hari ini, Yang berjumlah lebih kurang 20 orang di terima semuanya.
Ada yang menanyakan tentang apa saja yang di tanya saat di interview. Jawaban mereka yang sudah di intetview pun berbeda-beda. Tapi mereka berpesan untuk tidak perlu cemas dan takut.
Akhirnya tibalah giliran Mira di panggil untuk di interview. Dengan membaca "Basmallah" Dengan sedikit rasa gugup, Mira mencoba melangkahkan kakinya ke ruangan yang di arahkan oleh pak satpam.
Mira masuk ke dalam ruangan yang telah di persiapkan. Di dalamnya sudah duduk dua orang laki-laki yang akan mengintetviewnya. Satunya asli orang Indonesia berumur sekitar 30 tahunan. Seumuran dengan kakak Mira yang paling tua. Dan yang satunya lagi mirip dengan orang Korea.
Mira pun di persilahkan duduk dikursi yang telah di sediakan. Mira duduk berhadapan dengan dua orang itu.
Mira mendengar percakapan mereka. Laki-laki yang asli orang Indonesia memanggil laki-laki Korea dengan sebutan "Mister."
Mira sempat membaca bed nama yang terpampang di dada laki-laki Indonesia. "Yani Chaniago" itu namanya.
Mira sempat berpikir sejenak sebelum pertanyaan di lemparkan padanya. Dia teringat dengan kata Chaniago, itu adalah nama suku yang ada di kampungnya Padang/Sumatra Barat. Sama dengan suku ayahnya, yang bersuku Chaniago juga.
Saat itu laki-laki orang Indonesia itu, sedang membaca identitas di surat lamaran Mira.
Tiba-tiba laki-laki yang bernama Yani Chaniago itu tersenyum sendiri saat membaca identitas Mira. Rasa gugup Mira sedikit berkurang.
Mira berpikir mungkin Pak Yani tersenyum saat membaca daerah asalnya.
"Orang Padang yo ? " Satu pertanyaan untuk Mira dari Pak Yani denfan bahasa Padang.
"Iyo, Pak !" jawab Mira singkat, dengan bahasa daerahnya juga. Sambil menunggu pertanyaan berikutnya.
"Lah lamo tingga di siko," ( Udah lama tinggal di sini) kata pak Yani lagi.
"Baru pak, baru duo hari ko, pak" ( Baru dua hari ini)jawab Mira.
" Ado punyo keluarga di siko," (ada punya keluarga di sini) satu pertanyaan lagi dari Pak Yani.
"Ado Pak, kakak karajo di siko juo pak," ( Ada pak, Kakak kerja di sini juga ). Jawab Mira sedikit bingung dengan pertanyaan yang di berikan. Karena tidak ada yang menyangkut dengan pekerjaan.
"Oooh!" kata yang keluar dari mulut pak Yani.
Mister Korea hanya diam saja duduk di samping Pak Yani. Tidak ada pertanyaan satu pun yang di berikannya pada Mira.
Pak Yani kembali bicara kali ini dengan memakai bahasa Indonesia.
"Oya, saat ini perusahaan sedang membutuhkan banyak karyawan," kata Pak Yani. Sambil melihat pada Mira.
"Kamu bisa di terima langsung di perusahaan hari ini juga. Pak Yani kembali berkata.
Mira sangat senang sekali. Saat mendengar dia di terima bekerja di pabrik itu.
Mira di persilahkan menunggu di luar seperti temannya yang lain.
Sambil mengucapkan terima kasih kepada Pak Yani dan Mister Korea. Mira melangkahkan kakinya keluar ruangan itu.
Kembali bergabung dengan teman barunya.
Bersambung
Salam literasi
Solok, 30 September 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren ceritanya,lanjutkan jadikan buku kumpulan cerpen, Barokallahu fiik Bu Ratna Sarri Dewi
Mksh suportnya pak ...lnshaa Allah pak..slm sehat sll pak
Mksh admin
Senangnya diterima bekerja. Keren bund ceritanya. Sukses selalu