Pejuang Rupiah 20
Tagur hari ke 451
Seperti biasa pagi itu mereka menunggu jemputan. Seperti sudah di tetapkan bagi yang tinggal di daerah dekat kotrakan kakak Mira. Mereka berkumpul di gang dekat dengan kontrakan mereka.
Mereka pun tak perlu jauh-jauh berjalan kaki. Seperti pagi itu sekitar 10 menit berjalan kaki mereka sudah sampai di pinggir jalan raya.
Siap untuk menunggu jemputan mereka. Tepat jam 06.00 pagi jemputan yang mereka akhirnya datang.
Tanpa menunggu perintah mereka pun langsung naik jemputan. Dan segera mencari tempat duduk.
Jemputan yang baru mereka tumpangi kembali bergerak. Menjemput para penumpang yang searah dengan Mira.
Begitu juga saat pulang nantinya. Mereka akan bertemu kembali dengan penumpang yang sama.
Mira dan kakaknya duduk di bangku yang sama. Mira sendiri memilih duduk di dekat jendela. Kali ini Mira tidak ingin tertidur lagi. Dia ingin menyaksikan pemandangan di sepanjang perjalanannya. Dia juga ingin mengenal daerah baru di mana dia tinggal sekarang.
Di saat penumpang lainnya sudah mulai terlelap tidur. Mira asyik menyaksikan hiruk pikuk kehidupan di pagi itu. Jalanan mulai ramai oleh kendaraan. Kendaraan roda dua dan roda empat saling berpacu.
Angkot pun sudah mulai berseliweran pagi itu mencari para penumpangnya. Ojek pun tak kalah ramainya. Pagi itu saatnya mereka menjemput rezeki.
Saat melewati lampu merah dan persimpangan, pasti akan terjadi kemacetan panjang. Begitu juga dengan pagi itu. Tapi Alhamdulillah tidak sampai terlalu lama. Dan tidak terlalu panjang.
Itulah kehidupan kota, di mana-mana akan terjadi kemacetan. Apalagi di saat-saat jam berangkat kerja seperti pagi itu.
Tapi setelah memasuki gerbang pintu tol. Takkan ada lagi terlihat kemacetan di jalanan. Semua kendaraan akan melewati jalurnya masing-masing. Karena sudah tak ada yang dapat di lihat lagi, selain jalan tol yang begitu panjang. Akhirnya Mira memilih untuk tidur seperti kakaknya dan penumpang yang lain.
Cukup lama juga Mira tertidur. Sampai akhirnya dia dan penumpang lainnya terbangun. Ketika pak sopir, yang mereka panggil dengan sebutan "Babe". Membangun kan tidur mereka.
"Nyampe ! Nyampee." Suara yang sudah tak asing lagi terdengar di telinga mereka.
Mereka segera bangun, dan bersiap-siap untuk turun dari jemputan itu.
Sampai di halaman parkiran Mira dan kakaknya segera menuju tempat kotak surat. Yang terletak dekat gerbang pintu masuk. Surat itu pun di masukkannya lewat lubang kecil.
Hati Mira sangat lega sekali. Dalam tiga hari surat itu akan sampai di kampungnya. Dan Mira pun sudah tahu cara mengirimnya. Dia tak lagi perlu ke kantor pos untuk mengirim suratnya.
Pintu gerbang pun terbuka, seluruh karyawan segera bergerak masuk. Mereka melangkahkan kakinya menuju bagian mereka masing- masing. Dan hari itu mereka sudah siap mengerjakan tugas yang sudah menanti mereka.
Hari itu, hari kedua bagi Mira. Hari dimana dia takkan melihat dan merasakan hangatnya sinar mentari lagi. Seperti hari kemarin.
Bersambung
Solok, 07 Oktober 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Bunda. Ditunggu lanjutannya.
Mksh hadirnya buuk
Mksh admin