Pejuang Rupiah 6
Tagur hari ke 437
Setelah kak Santi masuk ke kamar mandi. Mira mencoba memompa air seperti yang di lakukan oleh kak Santi. Menampungnya di sebuah ember. Mira berniat melanjutkan pekerjaannya, mencuci pakaian dan peralatan yang kotor.
Ternyata tidak susah memompanya. Air yang di tampung Mira sudah banyak. Mira kembali bingung. Karena tidak tahu tempat mencucinya di mana. Terpaksalah dia menunggu Santi keluar dari kamar mandi dan bermaksud menanyakannya.
Tak lama Santi pun keluar. Tanpa malu Mira langsung menanyakan di mana tempat untuk mencuci pakaian. Karena Mira penghuni baru. Dia belum mengenal situasi di kontrakan itu. Mira takut salah dan takut membuat ulah. yang membuat kakaknya marah dan malu karena dirinya.
Ternyata mencucinya boleh di dekat kran air tersebut. Mira mulai merendam pakaian yang akan di cucinya. Setelah pakaian terendam. Sambil menunggu pakaian yang di rendam menyatu dengan sabunnya. Mira beralih mencuci peralatan yang kotor.
Semua yang di kerjakan tidak memakan waktu lama bagi Mira. Dia sudah terbiasa mengerjakan semuanya sewaktu masih di kampung.
Setelah mencuci peralatan kotor dan menyimpannya. Mira lanjut mencuci pakaian yang di rendamnya tadi. Membilas, memeras dan langsung menjemurnya.
Sumber air yang keluar dari pompa air sangat banyak dan jernih airnya. Air termasuk sumber utama dalam kehidupan di mana pun kita berada. Alhamdulillah di kontrakan itu tersedia cukup air. Mira sangat senang sekali.
Setelah acara cuci mencuci selesai.
Mira lanjut membersihkan dirinya.
Suhu udara di kota terasa sangat panas sekali. Beda sekali dengan di kampung yang masih segar dan asri. Membuat tubuh Mira mulai gerah dan segera ingin mandi.
Selesai mandi, karena tak ada yang akan di kerjakan lagi. Mira duduk di halaman kontrakan tersebut. Menyaksikan lalu lalang para pedagang dan penghuni komplek itu.
Tiba-tiba Santi keluar dari kamarnya. Dan ikut duduk di halaman kontrakan itu bersama Mira.
Mereka berdua kembali bercerita.
Mira pun menanyakan jam berapa kakaknya pulang dari tempatnya bekerja.
Santi menceritakan semua tentang kakak Mira.
Kalau kakaknya bekerja di sebuah perusahaan sepatu. Kakaknya diangkat jadi mandor di pabrik itu. Karena kedisiplinan dan ketekunannya selama bekerja.
Mira ikut bangga mendengarnya. Walaupun kakaknya hanya bekerja di sebuah pabrik.
Perusahaan tempat kakaknya bekerja memakai jemputan karyawan. Berangkat jam 05.30 pagi, pulangnya kalau tidak lembur jam 5 sore. Kalau lembur pulangnya jam 9 malam. Begitu cerita yang di dengarnya dari kak Santi.
Sedangkan kak Santi sendiri ternyata juga bekerja di sebuah perusahaan sepatu. Tapi beda tempat dengan kak Fuji. Minggu ini kak Santi giliran sif malam. Masuk jam 5 sore pulang jam 11 malam.
Begitulah perjuangan anak rantau. Pergi pagi pulang malam. Kontrakan hanya untuk tempat istirahat bagi mereka.
Itu jugalah yang akan di hadapi oleh Mira setelah ini.
Sore itu tinggallah Mira sendiri, menunggu kepulangan kakaknya. Sedangkan kak Santi sudah berangkat ke tempatnya bekerja.
Sore pun terus merangkak.
Bersambung
Salam literasi
Solok, 23 September 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mksh admin