Ratna Surianti

seorang guru Bahasa Inggris di SMPN 2 Kecamatan Harau...

Selengkapnya
Navigasi Web
Melinda, Part 18. Berjuang Sendiri

Melinda, Part 18. Berjuang Sendiri

Part 18

 

Menjadi orang tua tunggal bagi Melinda sungguh sangat sulit, dia harus membiayai kehidupan anaknya juga harus mendidik dan memutuskan sendiri setiap masalah yang datang.

Tak ada yang tahu apa yang dilakukan Melinda untuk menyambung hidup, pun keluarga besarnya, dia berusaha tidak mengeluh kepada siapapun.

Melinda  merasa tidak sampai hati meminta tolong pada mereka, melihat nasib abang - abang dan kakak - kakaknya yang juga tak jauh berbeda dengannya,

Abang Khairul yang biasanya hidup mapan, kini telah bercerai dengan kak Fina yang ketahuan selingkuh. Tetap membiayai kelima putra putrinya, tidak seperti Ridho yang mencari kesenangan pribadinya saja.

Kak Wati terpaksa menjanda karena suaminya akhirnya meninggal setelah berjuang menahan penyakit struk menahun, namun untungnya masih meninggalkan uang pensiun, untuknya dan dua orang anak laki - laki mereka yang masih kuliah. 

Kak Ratih, baru saja menikmati hasil kerjanya sebagai PNS setelah bertahun - tahun menjadi guru honorer.

"Hidup sekarang itu nabsi - nabsi" kata ayahnya, yang menikah lagi setelah ibunda mereka meninggal, ketika Melinda baru sajamelahirkan anak keduanya Shenna waktu itu.

Melinda memang harus berjuang sendiri, kerja apa saja tak masalah asal tidak meminta - minta dan menyusahkan orang lain.

Tetangga sekitar rumahnya pun beranggapan jika Melinda masih hidup senang karena dibiayai oleh mantan suaminya.

Seperti biasa pagi ini setelah membantu kak Wati di loundrynya, dan mendapatkan upah harian Melinda kemudian akan ke warung dekat rumahnya untuk membeli sedikit kebutuhan dapurnya hari ini.

Seseorang yang tidak asing baginya, Renia juga ikut belanja sesuatu di warung itu. Renia baru saja mengontrak rumah di komplek tempat Melinda tinggal. Teman lama bertemu kembali.

Mereka kemudian berbincang - bincang sejenak, sampai akhirnya Renia mengajak Melinda berkerja di tempatnya berkerja yaitu disebuah tempat karaoke, sebagai pemandu lagu, semula Melinda tidak mau, namun Renia memberi penjelasan yang cukup masuk akal, yaitu semua pekerjaan itu baik tapi itu tergantung sama niat kita masing - masing.

Melinda Bekerja dengan tekun pada tempat karaoke itu dan berusaha tidak mengganggu tugasnya sebagai ibu, setelah kedua anaknya berada di rumah sepulang sekolah  sekitar jam tiga sore barulah kemudian Melinda berangkat berkerja dan pulang larut, kadang sampai pagi menjelang.

Kedua anaknya pun tak keberatan atas keputusan ibunda mereka, merekapun berjanji akan menunggu ibu mereka pulang, dengan tetap berada di rumah.

Kehidupan sedikit membaik sejak Melinda berkerja di tempat karaoke itu, walau penuh resiko, Melinda menjalaninya dengan ikhlas

Kecantikannya semakin memancar, bergaya seperti seorang artis, Melinda langsung menjadi idola tempat itu

"Dimana ada kemauan disitu ada jalan" bisiknya dalam hati

 

Bersambung ....

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post