Hadiah untuk Tiffany
Jam pelajaran ketiga telah selesai, sekarang saatnya jam istirahat dan setelah itu aku akan mengajar lagi selama dua jam di kelas sembilan sebelum pulang, karena hari jum'at waktunya pendek hanya lima jam pelajaran, karena anak - anak yang putra akan melaksanakan sholat jum'at.
Aku meletakkan buku - buku dan alat tulisku di meja dan kulihat beberapa teman gurupun tengah beristirahat di meja mereka masing - masing, bahkan ada yang berkumpul di meja seseorang seperti ada yang mereka rembukkan atau bicarakan, ada juga yang sibuk menulis sesuatu, main HP dan makan makan sesuatu, bekal yang mereka bawa dari rumah atau memesan ke kantin.
Akupun membuka bekalku dan menawarkan pada teman - teman guru yang lain, aku memilih membawanya dari rumah karena lebih nyaman dari pada berebut dengan siswa di kantin.
Sedang asik menikmati nasi dengan samba lado tanak buatanku sendiri bersama bu Epi di mejaku, sebuah ketukan di kaca mengejutkanku, seorang gadis nampak panik meminta pertolonganku, ku lambaikan tangan mengajak dia masuk dan tak lama siswa kelas 9 itu telah datang dengan bungkusan besar di tangannya. Melihat Tifani datang bu Epi menghakhiri makannya dan beranjak pergi,
"sudah kenyang" katanya sambil berterima kasih dan mengusap kepala gadis yang butuh bantuan itu.
Sedikit malu - malu gadis itu menitipkan kue ulang tahun yang baru saja diantarkan mamanya kesekolah. Aku tersenyum pada gadis itu dan meletakkan kuenya di atas mejaku. Sebelum gadis itu pergi, kuberikan padanya dua buah benda sebagai hadiah ulang tahunnya. Dia tersenyum, menyalamiku dan mencium pipiku kiri dan kanan.
Berlari keluar dengan bahagia dan memamerkannya kepada temannya yang telah menunggu di luar.
Apa hadiah yang ku berikan itu?
Hanya sebuah pin berwarna pink dan sebuah lipstik. Lho, bukankah memakai lipstik dilarang di sekolah? Ya, dan sebelum gadis itu berlalu dariku tadi, aku telah memberinya pesan " pakailah pada tempatnya"
Apakah dia mengerti maksudku? Entahlah, tapi itu adalah ujian untuknya. Aku ingin tahu sampai dimana dulu pengertian itu padanya.
Sepulang sekolah Tifani kembali menemuiku untuk mengambil kue ulang tahunnya dan mengundangku dan ibu Rugayah untuk ikut menghadiri pesta ulang tahunnya di kelasnya. Beberapa teman yang diundangnya telah hadir di sana dan langsung menyanyikan selamat ulang tahun, aku dan ibu Rugayah mengikuti acara potong kue dan selfienya bersama kue ulang tahunnya, memotong dan menyuapinya dan tak lupa memberinya ucapan selamat ulang tahun.
Gadis itu terharu dan memekuk kami erat, karena dia tahu, tak ada yang indah selain do'a. Selamat ulang tahun Tifani, sekoga panjang umur dan lulus ujian nasional dengan nilai yang baik, bisikku di telinganya. Aamiin.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aku juga suka samba lado tanak buk
Enak ya PakMasakan khas minang.Emang Bpk dari daerah mana?