Melinda, Mencoreng Arang ke Kening Ayah
Part 6
Setiap akibat pasti ada sebabnya. Hukum sebab akibat. Disebabkan karena pergaulan yang bebas, akibatnya Melinda kinipun berbadan dua, setelah diam - diam selama enam bulan mengandung janin dari perbutannya dengan Egi.
Perut Melinda sudah tampak menonjol, dibalik baju seragam SMAnya itu. Dia tak lagi bisa menyembunyikannya. Janin itu sudah kencang bergerak.
Egi berusaha mempertahankan janin yang dikandung melinda itu dengan satu alasan yaitu ingin mendapatkan Melinda seutuhnya.
Setelah berembuk bersama, Egi dan Melinda meminta izin menikah pada orang tua Melinda
Ayah Melinda tidak dapat bekata - kata, segala rasa marah dan kecewanya dipendamnya sendiri, anak yang dia banggakan memberi dia rasa malu, mencoreng arang di keningnya. Dalam sunyinya orang tua itu menangis dan mengutuk dirinya sendiri yang tak bisa menjaga anaknya.
Ibu Melinda juga diam seribu bahasa. Ibu yang penyabar itu bukannya tiada felling mengenai anaknya, pernah suatu hari ibunya menanyakan perihal tersebut pada Melinda, namun gadis itu selalu punya alasan untuk menjawabnya. Dan kakaknya juga tidak menyangka, adiknya yang cantik menyukai laki - laki bromocorah tersebut
Kakak Melinda yang lugu itupun tak mengerti apa - apa, yang dia tahu kemudian Melinda dinikahkan oleh wali hakim karena rasa malu yang besar seorang ayah dan tidak lagi menerima Melinda berada di tengah - tengah keluarga.
Tidak ada syukuran, kenduri ataupun pesta meriah dalam pernikahannya, yang diimpikan seorang gadis. Pernikahan seperti putri rajapun hanya tinggal impian. Setelah selesai ijab kabul melinda langsung diboyong Egi ke rumah orang tuanya.
Tidak mengapa bagi seorang Egi, cita - citanya memiliki Melinda telah terwujud.
Tiada tangis di mata Melinda, gadis itu hanya inginkan tanggung jawab Egi atas janin yang dikandungnya. Dia tidak mau anaknya kelak tidak mempunyai sosok ayah.
Melinda tidak bisa lagi pergi sekolah karena perbuatannya sendiri. Meninggalkan sekolah tanpa pamit pada teman - temannya yang kehilangan sosok cantik itu. Memberikan tanda tanya di kepala teman - teman bahkan guru - gurunya.
Berita Melinda telah menikah mereka peroleh dari Renia yang tetap melanjutkan sekolah dan mereka menyayangkan tindakan Melinda yang tidak berfikir panjang itu.
Penduduk kampungpun tak berani bertanya ada apa gerangan dengan keluarga yang terpandang itu. Hanya kasak khusuk dari mulut ke mulut mengujingkan Melinda yang terpaksa menikah, karena telah mengandung dengan preman pasar, yang pernah mereka grebek pada tengah malam beberapa bulan yang lalu
Penduduk kampung itu sebenarnya telah mengira ini pasti terjadi, karena tak ada kontrol pergaulan dari orang tua Melinda, yang sibuk mengurus kebun sawit mereka.
Mereka membesarkan Melinda, putri bungsu mereka dengan uang yang berlimpah
Penyesalan selalu datang pada akhir cerita.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar