Ratna Surianti

seorang guru Bahasa Inggris di SMPN 2 Kecamatan Harau...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sebuah Konsekuensi

Sebuah Konsekuensi

Pagi yang indah, dimana langit cerah dengan angin yang bertiup sepoi - sepoi menghapus sisa embun yang semalam menyelimuti  pekarangan sekolah.

Aku berjalan perlahan di koridor sekolah sambil menikmati kicauan burung yang hinggap di ranting - ranting pohon dan bebungaan milik kelas swmbilan yang asri

Hari ini aku akan mengajarkan materi baru di kelas swmbilan- lima, kelas yang biasanya lebih kritis dari kelas lain.

Dari pintu kelas ku lihat beberapa siswa sedang mengerumini seorang siswi yang sedang menangis.

Aku langsung masuk setelah memberi salam, dan mereka menjawab sambil mengambil posisi tempat duduk mereka.

"Ada apa" tanyaku penasaran

" Tiffani menangis Bu" jawab mereka serempak.

"Ya ibu telah lihat, bisakah satu orang saja dari anak ibu menjawab? Tanyaku lagi

Mereka terdiam, dan Tiffani masih saja menangis walau kini sudah mengangkat sedikit badannya yang tadi menelungkup di meja.

" Baiklah, coba ketua kelas, apa yang terjadi? Tanyaku mencari sosok yang harus bertanggung jawab di kelas itu.

" Sesorang telah merobek buku LKS Tiffani Bu" jawabnya singkat

Aku tebar pandangan keseluruh ruangan yang terasa mencekam, mengambil posisi berdiri di depan kelas tepatnya di depan meja guru, terakhir  menjatuhkan pandangan ke buku yang telah robek di atas meja Tiffani. 

" Diantara anak ibu yang di kelas ini siapa yang melakukannya" tanyaku, tapi tiada jawaban, tiada satupun yang bertanggung jawab.

" Bila tidak ada yang mengaku, berarti anak ibu semua disini yang harus menggantinya" tambahku lagi dan kulihat beberapa siswa tidak menerima keputusan itu.

" Saya tidak melakukanya Bu, dan saya tidak akan mengganti" kata seorang siswa,.mencoba membela dirinya.

" Hai teman - teman, mengakulah" teriak seorang siswa marah

Kelas mendadak ribut seperti sarang lebah

" Tenang - tenang!" Teriak keamanan kelas.

" Baiklah, tentu semua anak ibu akan memberi alasan seperti itu, ibu akan membebaskan mu dari konsekuensi ini, bila anak ibu bisa menunjuk salah seorang yang bisa mempertanggung jawabkannya" ujarku lagi dan mengambil buku yang robek itu.

Tiada seorangpun yang berbicara, mereka sibuk dengan pikiran masing - masing, mungkin berusaha mencari jawaban atau memperoleh alibi yang tepat.

"Bila dalam 10 menit ini tidak ada yang tahu siapa tersangka, berarti anak ibu sekelas ini harus menggantinya, masing - masing bayar dua ribu rupiah" ujarku dan mengambil posisi duduk di meja guru

" Bu, maaf, bukannya itu terlalu banyak, dua ribu rupiah perorang dikali 30 orang kami disini" protes seorang siswi yang duduk di dekat dinding samping kiri

" Iya benar, itu adalah konsekuensi dari masalah ini, Tiffani harus mendapatkan buku LKSnya kembali berikut ganti ruginya, apakah ada yang keberatan?" Tanyaku lagi dan menyebar pandangan ke seluruh siswa.

Mungkin dengan berat hati mereka membayar sejumlah uang, tetapi sebuah pelajaran sudah mereka dapatkan, bahwa setiap sebab ada akibat dan setiap tindakan ada konsekuensi yang harus mereka terima.

Tanpa komando kedua kali, secara bergiliran siswa kela sembilan itu maju dan menyerahkan beberapa jumlah uang sebagai penggati buku Tiffani yang robek, dan tersangka tidak bisa terungkap karena tiada saksi yang kuat untuk menuduh seseorang.

Rahasia yang tersimpan rapat hingga kelas berakhir "siapakah pelakunya?" Sebuah pertanyaan menggantung.

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ,perlu ditanamkan sejak dini disiplin dan tanggung jawab pada anak didik kita buk.

28 Feb
Balas



search

New Post