Setamat dari sekolah menengah kejuruan, Melinda tak berniat melanjutkan sekolah keterampilan perempuan itu lagi yang menurutnya ribet dan banyak resiko karena pernah suatu hari jarinya tertusuk jarum saat praktek dan membuatnya trauma.

"Jadi mau melanjutkan kemana?" Tanya ayahnya suatu sore

"Ke sekolah umum aja Ayah, sekolah SMA di kota" pintanya

" Tapi ayah rasa itu pulihan pendidikan yang salah, seharusnya kamu lebih memilih jurusan kecantikan karena pas dengan keadaan diri mu yang cantik. Ayah nanti bisa mendirikan sebuah salon di depan rumah kita yang mempunyai pekarangan depan yang luas" bujuk ayahnya

Namun watak Melinda yang keras dan tak mau mendengar pendapat orang lain, merupakan sifat tersembunyi dibalik wajahnya yang cantik, jadi dalam pendiriannya, dia harus merasakan dan mencoba dulu pengalaman itu, baru kemudian dia dapat menerima sesuatu itu dengan lapang hati.

Melanjutkan ke sekolah lanjutan atas umum tentu saja hanya daoat mendaftar ke sekolah swasta, karena nilai akhir sekolahnya tidak bisa dibanggakan, walau sebenarnya dia pernah mendapat rangking tiga di kelasnya waktu kenaikan kelas delapan dan selanjutnya hanya mendapat nilai seadanya di kelas delapan dan sembilan.

Sekolah di sekolah swasta tentu lebih mahal dengan sekolah negeri. Di sekolah itu Melinda memiliki banyak kegiatan dan yang paling disukainya adalah kegiatan drumband. Inilah salah satu daya tarik sekolah ini bagi Melinda.

Sekolah itu jauh dari rumah, ada setengah jam perjalanan dengan oplet, kemudian melintasi pertokoan dengan berjalan kaki selama seperempat jam perjalanan untuk mencapai sekolah.

Sekolah dimana anak - anak bermasalah melanjutkan pendidikan disana, jadi tidak heran, teman - teman Melinda kebanyakan anak - anak orang kaya yang broken home.

Bersambung