Ratna Surianti

seorang guru Bahasa Inggris di SMPN 2 Kecamatan Harau...

Selengkapnya
Navigasi Web
Melinda, Tak Seindah Impian

Melinda, Tak Seindah Impian

Part  7

Kenyataan tak seperti hayalan. Gambaran kehidupan yang digambarkan Egi pada Melinda. Dia adalah seorang anak orang kaya. Tinggal disebuah gedung yang besar, mempuyai kendaraan, motor dan mobil yang mewah. Kemana motor dan mobil mewah yang digunakan Egi dulu untuk mengantar jemputnya dulu? Dimana rumah megah tempat mereka menghabiskan malam - malam indah bersama itu? Beribu pertanyaan yang tak dapat terjawab, kecuali satu kenyataan bahwa keluarga Egi hanya keluarga miskin, yang mengandalkan hidup dari seorang ayah yang berprofesi sebagai dukun dan ibu seorang penjual lotek. Egi, anak bungsu dari delapan saudara yang kehidupan mereka tak lebih baik dari orang tua mereka. Paham Melinda seketika, ternyata itu tipu muslihat Egi semata, bersandiwara dengan teman -temannya, untuk memperdaya Melinda. Keluara Egi yang semuanya adalah pengangguran dan kerja serabutan, kehidupan yang keras dalam lingkungan pasar, mengharuskan mereka lebih kuat dari yang lain. Hukum rimba berlaku, siapa yang berani dialah ketuanya Tinggal bersama di sebuah rumah kecil, membuat Melinda tidak betah, berkali - kali Melinda minta pindah dari rumah yang banyak penghuninya namun Egi berargumen, bila mereka pindah dari rumah ibu maka mereka harus mengeluarkan uang untuk kebutuhan mereka sendiri. Sementara Wgi hanya seorang pengangguran yang menompangkan nasib pada hasil jualan lotek ibunya. Jadi, selama ini, uang yang digunakan Egi untuk berfoya - foya adalah uang hasil keringat orang tuanya, kasihan ibu tua itu, keriput wajah dan tanganya memggambarkan perjuangannya, membesarkan anak yang tahu diuntung, dengan senyum yang sedikit sumbang, dia berusaha menyenangkan hati menantunya, walau tak semewah hidupnya dengan keluarga Melinda di desa. Melihat menantunya yang tak merasa bahagia sedangkan dia sedang mengandung , ibu Egi mengotrakkan sebuah kamar di samping rumah, di rumah tetangga mereka. Sedangkan kebutuhan Egi dan Melinda tetap menjadi tanggungan orang tua Egi Bagimana keadaan Melinda? Gadis itu tak lagi penuh pesona seperti dia tinggal dengan orang tuanya Daster kusam dengan rambut yang dikucir seperti pembantu rumah tangga. Tak ada lagi aroma melati yang menggoda dari tubuhnya, yang ada gadis kucel yang sedang mengandung dengan lingkaran hitam di mata karena sering bergadang menunggu Egi pulang dari bertandangnya. Melinda merindukan ibunya, ketika telah selesai bersalin di sebuah rumah sakit di kota itu dan melahirkan anak laki - laki yang tampan, Melinda memohon pada Egi untuk boleh pulang untuk beberapa hari kerumah ibundanya, dan Egi memberi izin sampai acara akikah putranya dilaksanakan disana. Kakak Melinda yang tertua, Kak Ratih yang lugu, tak tahan melihat kondisi Melinda yang melarat dan meminta Melinda untuk tinggal di rumah lagi, sementara Egi bisa berusaha di kampung seperti berterenak ayam, itik atau sapi, namun Egi tidak setuju dan cepat - cepat memboyong Melinda kembali ke kota ke rumah ibunya. Bertani dan berternak itu bukan stylenya Penuh penyesalan dihati Melinda, ternyata semua tak seindah mimpi Baru Melinda tahu sekarang ternyata Egi bertemperamen keras, suka melayangkan pukulan dan menendangnya,pembohong dan pengangguran kelas kakap, dengan minuman memabukan setiap hari dan yang paling menyakitkan, dia sering membawa perempuan lain kerumah ibunya. Sementara dia mengasuh anak mereka di kamar kontrakan Kak Ranti kadang datang berkunjung, membawa makanan dan snack untuk Melinda dan sikecil Robby Tak ada yang sanggup melihat Melinda sekarang, kepalanya sering pusing karena Egi tak pikir - pikir untuk menyakiti jiwa dan raganya bila Egi merasa Melinda tidak melayaninya dengan baik. Pernah suatu hari kakak Egi, Mbak Nuri, meminta Melinda pergi dari kehidupan Egi dan meninggalkan anaknya Robby untuk dikasuhnya, namun Melinda masih terus bertahan, kerena kasihan dengan anaknya yang masih kecil " Pergilah Melinda, kamu masih muda carilah kehidupan yang lebih baik di luar sana, jangan kawatir, kakak akan menceritakan padanya kelak dan dia pasti akan mencarimu" kata kak Nuri berkaca - kaca Melinda terdiam, dipandanginya bayi kecil  sembialan bulan itu dan memberikannya asi Bayi itu seakan tahu apa rencana ibunya dengan tiba - tiba dia menangis dengan kencang " Tenanglah Nak, mama akan tetap bersamamu" ujar Melinda tersedu - sedu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hebat.ini cerpen kah buk?

06 Mar
Balas

Iya Bu

30 Mar



search

New Post